Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Manisan Jeruk Kasturi

Buka Youtube mencari resep minuman dari Jeruk Sambal tidak ketemu dong bestie. Karena salah kata kunci. 🤣🤣🤣 Kalau mau ketemu gunakan kata kunci "Jeruk Kasturi". Ternyata banyak banget yang share resep minumannya dengan berbagai versi. Ada manisan, asinan, sirup. Beeeuuuh kemaren entah berapa puluh video saya tonton dengan kecepatan 2x. Suami sampai bingung istrinya nonton apa kok cepet banget video dan suaranya. 😂😂 Dari banyak resep itu akhirnya saya menemukan resep Jeruk Kasturi yang khas Kalimantan Barat. Ternyata repot bestie. Kudu dijemur beberapa hari. Pontianak memang tempatnya matahari bersinar tapi beberapa hari ini hujan. Nggak bisa bikin makanan minuman yang kudu dijemur-jemur dong. Jadi resep yang saya cari selama ini itu bahannya hanya jeruk kasturi, garam, air, dan matahari. Jeruknya digaramin terus dijemur beberapa hari lalu direndam dalam air garam lagi. Sudah jadi begitu saja. Tidak ada proses buang biji dan blender. Tidak ada kamcho dan samboinya. Jerukn

Membuat Sirup Senkit Jeruk Kunci/Jeruk Kasturi

Hari pertama membuat sirup senkit. Daripada beli setoples kecil 45K-50K. Mumpung jeruk kasturi lagi murah, ini tadi dapat Rp4000/kg. Bahan: Jeruk Kasturi (jeruk kunci, jeruk sambal) 2.5kg pas lagi murah 10.000 aja 2.5kg Garam kasar 200gram untuk fermentasi selama 5 hari Gula pasir 2 kilogram Asinan plum 1 bungkus Kamcho 11.000 (beli di toko obat untuk menghilangkan panas dalam). Cara membuat: Cuci bersih jeruk kasturi lalu dicampur dengan garam dan simpan dalam wadah. Bisa diaduk-aduk sekali atau dua kali sehari untuk memastikan semua jeruk kena garam. Fermentasinya bisa 5 hari ya. Tidak perlu dijemur. Nanti dihari kelima baru dicuci supaya hilang garamnya, lalu dikukus, dibuang biji dan tangkainya. Kemudian diblender bersama kulitnya. Kemudian dimasak dengan gula, plum, kamcho. Setelah itu simpan dalam wadah. Bisa dicampur air dan es atau sprite untuk menikmatinya. Kalau saya kayaknya bakal minum hangat saja gaes. Takut kambuh batuk dan asmanya. 🤣🤣 @honeylizious #CapCut ♬ origin

Resep Pisang Pasir atau Nugget Pisang

Ini bikin setengah matang untuk stok di kulkas nanti tinggal panasin pakai air fryer kalau dikonsumsi. Abang Raza, anak sulung saya lagi suka banget makan pisang goreng. Tiap hari pun mau dia makan pisang goreng tabur gula. Ini Umak (baca: saya) belajar bikin pisang pasir atau nugget pisang. Biar abang makin semangat makan pisangnya. Raza ini termasuk anak yang sangat pemilih kalau makan dan kalau lagi suka sesuatu dia mau makan makanan itu setiap hari. Kemaren-kemaren hotang yang dia hobikan. Keju mozza dilapisi adonan yang digoreng dengan baluran tepung roti terus dikasih saus cokelat. Tiap hari tu beli depan gang karena memang ada dijual dekat rumah. Belum sempat Umak belajar bikinnya eh dia sudah ganti selera. Nah pisang goreng nih dah lumayan beberapa bulan masih jadi menu favorit dia. Wkwkwkw Jadi sempat belajar menu pisang goreng pasir yang ternyata gampang banget. Saya pikir pake adonanan kayak hotang yang agak repot ya bikinnya. Ternyata pake adonan tepung pisang goreng biasa

Takut Punya Anak Pertama Perempuan

Trauma, mungkin itu lebih tepat penyebutannya. Saya takut sekali punya anak pertama perempuan. Takut dia menjadi seperti Kaklong. Walaupun saya tahu, sifat anak ya menurun dari orang tuanya. Mau anaknya baik, kita perbaiki diri kita dulu sebagai orang tua. Tidak ada orang tua yang sempurna tapi impian saya cukuplah saya dan suami menjadi orang tua yang "normal". Alhamdulillah dikasih berkah suami yang normal, suami yang bisa disebut sebagai suami baik pada umumnya. Di atas bare minimum sedikit. Cukuplah. Bukan suami yang pandai merayu memanja dengan kata-kata. Tapi tugas yang paling penting dia kerjakan. Menafkahi keluarga. Banyak sekali laki-laki di luar sana yang jangankan menafkahi keluarganya dengan layak, tidak menjadi beban pun dia tidak mampu. Tak dapat saya bayangkan kalau saya punya suami yang seperti itu. Bagaimana masa depan saya dan anak-anak saya nantinya. Tentunya saya tidak mau jadi tulang punggung dan sekaligus mengerjakan semua pekerjaan domestik sementara su

Lapar adalah Lauk Terbaik

Tadi malam nggak makan, pagi-pagi langsung bangun naga dalam perut dan kepengen makan tumis kangkung rawit teri. Bisa nambah lagi ini nasinya. Waktu kecil sudah terbiasa "makan pagi" di rumah Uwan. Mengapa saya sebut makan? Karena beneran makan gaes. Pakai nasi lauk pauk. Paling sering Uwan bikin nasi goreng pakai nasi sisa tadi malam. Kalau soal mendaur ulang makanan Uwan memang jagonya. Ikan goreng yang tidak habis bisa jadi ikan sambal goreng. Selain nasi goreng Uwan juga biasa masak telur ceplok rebus dengan kaldu teri bawang. Selalu enak. Itu trade mark masakan Uwan. Jadi sering banget rindu dengan masakan Uwan yang saya makan sejak umur 2.5 tahun. Waktu tinggal di rumah Uwan sampai tamat SMP selalu melihat dia memasak walaupun jarang menggantikan dia di dapur. Paling hanya diminta jagain api tempurung dan kalau apinya hampir padam tapi nasi belum masak harus siap-siap napas panjang buat niup bara pakai siung bambu supaya api menyala kembali. Sekarang sih enak ya, masak

Bisa Nggak Sih Minta Gaji Sama Suami?

Saya sih nggak tahu ya cara orang lain menjalankan rumah tangganya. Tapi kalo saya sama suami selama masih bisa diperhitungkan dalam bentuk uang ya kita hitung yang biar sama-sama ikhlas gitu. Misal tiap hamil saya minta beliin HP baru sebagai "upahnya". Emang boleh begitu? Ya tergantung suami masing-masing. Saya dari kecil otaknya mah emang dagang. Harus ada "keuntungan" yang saling kita dapatkan. Bukan hanya saya ya yang akan untung dalam pernikahan ini. Dari awal menikah kita memang sudah kompromi dalam banyak hal. Contoh saya nggak minta mahar yang mahal-mahal tapi saya minta dia stop merokok nggak ada tawar-menawar. Harus berhenti karena saya yang minta sebagai syarat menikah. Saya sih berusaha minta sesuatu yang saya pikir suami saya mampu. Jadi walaupun bisa saja melahirkan itu saya patok harga 1 milyar peranak, kalo suami nggak mampu bayar segitu kan percuma. Jadi saya nggak mau bilang tu suami saya nggak mampu menggaji saya sebagai istrinya. Orang saya &q

Pick Me Versi Emak-Emak

Saya tahu di luar sana banyak orang yang merasa dirinya butuh diakui lebih tinggi dari sesama jenisnya sekaligus dengan merendahkan lawan bicaranya. Dia nggak mau kalah nih dengan lawan bicara jadi dia berusaha meninggikan dirinya dengan menginjak-injak orang yang dia ajak bicara atau berkomunikasi. Akhirnya saya "ketemu" lho dengan modelan macam itu. Sejenis pick me versi emak-emak kali ya. Contohnya nih kayak gini: Kamu pake susu formula? Banyak duit pasti ya, kalo aku sih pakenya ASI, lebih hemat. (Padahal yang diajak bicara nggak minta beliin susu formula sama dia juga) Jahitan kamu berapa pas lahiran kemaren? Banyak ya? Sakit nggak sih? Aku penasaran sama rasanya soalnya aku 3x melahirkan 4kg ke atas nggak pernah dijahit jadi nggak tahu. (Padahal nggak nyusahin dia juga kalau orang lahiran dijahit) Enak ya jadi kamu nggak perlu susah nyari duit, kalau aku nggak bisa tu nggak punya penghasilan sendiri, jadi sama-sama nyari duit bareng suami. (Padahal suaminya si lawan bic

Aku Bertarung Nyawa Melahirkan, Suamiku Kok Gitu?

Bagaimana pengalaman pertama kamu melahirkan? Biasanya melahirkan pertama ini paling berat dan rentann baby blues. Apalagi kalau banyak sekali orang yang memberikan saran-saran yang tidak dibutuhkan atau ucapan-ucapan yang menyakitkan. Saya waktu melahirkan Raza anak sulung saya butuh tenaga dan mental yang ekstra. Benar-benar terkuras habis semuanya. Karena waktu itu mertua dan ipar benar-benar masuk dan mencampuri semuanya. Sementara saya hormonnya turun naik. Saya paham kalau niat mertua dan saudara ipar saya baik. Cuman apa yang harusnya saya pahami tidak saya dapatkan dari mereka. Padahal saya butuh saran dan tips untuk bisa lancar menyusui. Mental saya babak belur waktu itu. ASI susah keluar, pelekatan tidak mudah. Untungnya banyak temen AIMI Kalbar yang membantu supaya saya bisa memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan lalu lanjut lagi ASI full sampai 2 tahun lebih. Kembali lagi ke hari saya mulai pembukaan. Pembukaannya dimulai dari pagi. Lalu berhenti saat malam tiba, saya mala

Memangnya Ada Pernikahan Tanpa Pertengkaran?

Siapa sih di dunia ini yang tak pernah bertengkar? Bertengkar dengan saudara, orang tua, teman dan dengan pasangannya. Apalagi kalau masih baru menikah, baru hidup bersama, baru ketahuan "aslinya". Saya juga banyak bertengkar dengan suami saya waktu awal pernikahan. Karena banyak sekali hal-hal yang tidak cocok antara satu sama lain. Memulai kebiasaan-kebiasaan baru karena sudah ada orang lain dalam hidup kita bukan hal yang mudah. Apalagi kalau ada yang selalu ingin menang sendiri. Baca: saya. Saya tak menemukan alasan mengapa saya harus mengalah. Waktu itu. Untungnya suami sudah saya wanti-wanti dari awal. Dia harus punya stok sabar yang banyak. Jadi mau bagaimana marahnya istrinya pun dia selalu sabar. Sampai akhirnya dia akan berkata "aku sudah bersabar". Artinya kesabarannya sudah hampir habis. Itu tanda kalau pertengkaran harus dihentikan. Banyak luka masa kecil yang saya bawa dalam pernikahan ini. Butuh waktu lama sampai akhirnya kami bisa saling cocok. Kalau

Food Prep Episode 1

Hari ini habis nyetok bahan masakan di kulkas buat seminggu ke depan. Kayaknya ini nggak sampe 300rb soalnya suami yang belanja. Nggak ada ongkos kurir dan mark upnya. 🤣🤣🤣 Lauknya: Daging sapi sudah dipotong-potong terus masukin ke wadah yang kecil-kecil supaya tinggal tuang ke slowcooker kalo mau dimasak. Biasanya dimasak sop saja favorit suami. Telor 20 butir nggak diapa-apain buat cadangan kalau mau masak cepat bisa didadar atau diceplok. Ayam diungkep pakai bumbu racik tanpa tambahan air hanya sedikit minyak. Ayamnya sudah dipotong-potong dari pasar jadi tinggal dicuci saja sebelum diungkep. Tempe, ini harus langsung dimasak paling lama besok. Tadi saya masak 5 buah, 5 buah lagi saya masukin kulkas buat digoreng besok. Jangan menyimpan tempe terlalu lama ya gaes ya. Sayur: Sawi, sudah dipotong-potong dan dibagi-bagi ke dalam wadah 1 porsi. Jadi kalau mau masak sayur tinggal ambil 1 wadah saja. Kangkung, juga sudah dipotong-potong dan masukin ke wadah-wadah buat memudahkan saat m

Harus Berhenti Merokok atau Pernikahan Batal, Bukan Perjanjian Pranikah

Dari awal menuju akad nikah nggak kepikiran untuk bikin perjanjian pranikah. Sebab saya lebih senang memberikan syarat untuk menikahi saya. Syaratnya tidak mahal tapi mungkin buat sebagian orang syaratnya sangat susah. Jadi awal kenal sama suami saya sekarang, dia itu perokok. Bukan perokok berat yang kayak kereta api nggak putus-putus merokoknya. Tapi cukup rutin merokok setiap hari dan ternyata sudah sering diminta berhenti merokok oleh ibundanya. Saya kebetulan asma dan alergi juga sama asap dan debu. Jadi kalau suami mau jangka panjang hidup sama saya dia nggak bisa melanjutkan merokoknya. Harus berhenti untuk seterusnya. Dia setuju. Karena kalau dia nggak berhenti saya batalin menikahnya. Yakali saya hidup sama perokok. Alhamdulillah sampai sekarang suami nggak pernah menyentuh rokok lagi. Saat orang lain bilang susah berhenti merokok ternyata ada yang bisa berhenti dengan mudah. Hanya butuh alasan yang tepat untuk berhenti. Wort it atau enggak berhenti merokok demi hal ini?

Enaknya Punya Anak Perempuan Bisa Bantu Nyuci Piring Nyuci Baju?

Baiklah kali ini saya ingin menceritakan tetangga saya yang punya 5 anak, semuanya lelaki. Pasti banyak yang berpikir kasihan ibunya tidak ada yang bantu di dapur dan sumur. Kebanyakan orang berpikir jika tugas domestik adalah urusan perempuan. Padahal tidak masalah jika dikerjakan oleh laki-laki. Tidak butuh gender perempuan untuk bisa masak, nyuci piring, nyuci baju, ngepel, dan lain-lain. Selama saya bertetangga dengan ibu yang memiliki 5 anak lelaki tersebut, sering sekali saya dibanding-bandingkan dengan anak-anak ibu itu. Mengapa oh why? Anaknya kelimanya setiap hari membantu pekerjaan rumah tanpa terkecuali. Jadi saya setiap hari melihat mereka berlima bekerja sama menyelesaikan semua pekerjaan yang identiknya dengan pekerjaan ibu rumah tangga. Kalau dipikiran orang ibunya bakalan kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah, mereka salah besar. Malah ibu itu sangat santai di rumah sebab semua anaknya membantunya. Saya yang perempuan saja kadang malas mengerjakan pekerjaan rumah eh di

Ini Cita-Citaku Setelah Menikah

Sejak dulu cita-cita saya adalah menjadi ibu rumah tangga profesional, nggak nyari duit. Pengennya punya kebebasan waktu buat ambil raport anak-anak, hadir saat pengumuman kelulusan di sekolahnya, atau sekadar menemaninya diacara-acara nonformal yang diadakan di sekolah. Alhamdulillah cita-citanya tercapai dan malah dikasih bonus tetap bisa menghasilkan uang dari rumah. Sebenarnya saya sih nggak ngotot-ngotot banget buat punya penghasilan sendiri ya. Bukan kewajiban saya untuk jadi tulang punggung keluarga. Makanya setelah menikah saya nggak pernah melamar kerja atau ikut tes PNS. Saya nggak mau kerja di luar rumah. Sekarang punya kebebasan waktu, pekerjaan yang fleksibel jam kerjanya. Tetap jadi ibu yang bisa menghadiri semua acara sekolah anaknya dan kalau pagi begini agak ngantuk ya dibawa tidur saja. Beruntungnya hidup di era sekarang yang serba digital. Sangat memudahkan untuk punya penghasilan lewat online.

Mengapa Waktu Itu Lamarannya Diterima?

Jadi ada teman saya laki-laki, menjalin hubungan dengan seorang perempuan. Sempat putus terus nyambung lagi lalu dilamarlah sang perempuan. Lamaran teman saya diterima dan nggak lama mereka pun menikah. Tapi ada suara sumbang sewaktu ijab kabul sudah diselesaikan. Seakan-akan mengecilkan kemampuan lelaki yang baru saja jadi menantunya untuk bertanggung jawab secara finansial pada kebutuhan si istri. Memangnya sebelum menikah nggak bisakah orang tua pihak perempuan terbuka dengan menjelaskan gaya hidup anaknya seperti apa dan bertanya apakah si calon suami sanggup atau tidak memenuhinya? Dibandingkan membahas mahar, menurut pendapat saya jauh lebih baik bahas berapa uang belanja yang suaminya sanggup berikan setiap bulan untuk istrinya. Apalagi mengingat istrinya masih meneruskan pendidikan di luar provinsi yang menyebabkan pengeluaran menjadi double. Jika memang tidak sanggup bukankah jauh lebih baik menolak lamaran lelaki ini? Mana pilihan yang lebih baik? Menolak lamaran atau bercera

Saling Terbuka dan Banyakin Komunikasi

Saling Terbuka dan Banyakin Komunikasi Pengalaman saya di dunia pernikahan masih cetek, saya juga belum pernah baca buku tebal yang bahas pernikahan secara mendalam. Tapi yang kemudian saya pelajari dari beberapa pernikahan yang ada di sekitar saya dan akhirnya juga di pernikahan saya sendiri, kita nggak bisa semata-mata berharap suami adalah orang yang paling peka dengan kondisi hati dan pikiran istrinya. Jangan ujug-ujug menghakimi suami tidak peduli dengan istrinya hanya karena dia tidak bisa membaca isi kepala istrinya. Dia bukan cenayang. 🤣🤣🤣 Waktu awal pernikahan sering dibuat kesal karena tidak mendapatkan kepekaan dari suami. Masalahnya ada 3 jenis suami di muka bumi ini. 1. Peka 2. Tidak mau peka 3. Mau peka tapi tidak peka Beruntunglah kalau dapat suami yang peka dengan keadaan istrinya. Belum diminta suami sudah memenuhi apa yang dibutuhkan istrinya. Tapi masalahnya tidak semua lelaki diciptakan dengan radar kepekaan yang sama. Suami saya termasuk tipe yang mau pek

Kompromi dalam Pernikahan

Untung saya menikah bukan usia 19 tahun tapi 27 tahun dan punya anak saat usia 29 tahun. Ternyata saat punya anak, hidup saya bukan tentang saya lagi. Tapi untuk anak-anak semua. Keringat, darah, energi habis untuk mereka semua. Setidaknya saya pernah jadi manusia bebas selama 29 tahun dan hidup untuk diri saya sendiri. 😍😍😍 Kadang capek ya saya ngeluh ke suami nggak mau diem-diem aja. Waktu jaman anak pertama pengennya suami peka. Tapi dia bukan tipe lelaki yang bisa baca pikiran istrinya. Tipe begini harus banyak dimaklumi dan diajari. Kalau capek saya bilang "saya capek." Saya nggak menahan diri untuk mengutarakannya. Waktu jaman anak pertama tu yang kesulitan menyesuaikannya. Kok dia nggak ngerti sih kalau istrinya capek? Kok dia nggak peka ya? Ya kasih tahulah biar ngerti kan? Karena setelah menikah suamilah yang bertanggung jawab untuk kehidupan saya sampai tua nanti. Keluarkan semuanya supaya suami tahu dia harus bagaimana. Begitu juga suami harus keluarkan semua apa

Suami Selingkuh Salah Istri, Apalagi Istri yang Selingkuh

Saat suami selingkuh: Istri nggak pinter ngerawat diri Istri nggak pinter masak Istri nggak perhatian Istri nggak.... silakan tambahkan sendiri Saat istri selingkuh: Istri nggak berakhlak Istri nggak bermoral Istri nggak pandai jaga diri Istri gate* Istri.... silakan tambahkan sendiri Logikanya kalau kita merasa istri ada kekurangannya tinggal komunikasikan sama-sama. Istri nggak pinter merawat diri? Modalin, kasih waktu buat dia me time, jangan dibiarkan penuh dengan jadwal pekerjaan rumah dan mengurus anak sendirian. Istri nggak pinter masak? Ikutkan dia kelas memasak, belikan buku resep, kasih tahu kamu sukanya makanan apa biar dia pelajari. Nggak ada orang yang ujug-ujug bisa masak kalau nggak belajar. Istri nggak perhatian? Perhatikan seberapa banyak tanggung jawab yang harus dia tanggung? Coba beban yang harus dia tanggung kamu bantu pikul juga. Supaya dia punya waktu biat perhatian sama kamu. Pernikahan itu sebenarnya bukan mencari kebahagiaan tapi membahagiakan orang lain sebab

Kalau Jadi Istri Harus Bisa Juga Cari Duit, Biar Berguna

Eitsss jangan emosi dulu bestie. Dibaca sampai habis. Saya pernah baca pendapat seseorang yang dapat kita tebak dia adalah laki-laki. Yes, laki-laki yang beranggapan suami di atas segalanya karena dia bisa cari duit. Berpikir bahwa produktif itu sekadar menghasilkan uang. Saya juga pernah kepikiran perempuan yang tidak menghasilkan uang tidak produktif tapi bukan berarti nggak berguna ya. Karena berguna sebagai seorang istri bukan hanya sebatas mencari uang. Tidak sesempit itu. Jangan heran kemudian banyak perempuan direndahkan karena menjadi full IRT. Coba deh tanya IRT mereka kerja apa. Jawabannya bervariasi: "cuma di rumah", "IRT aja", "cuma IRT". Terkadang kita sebagai "IRT" sendiri yang mengecilkan peran kita dalam keluarga. Padahal apa yang kita lakukan setiap hari kalau mau diuangkan itu banyak sekali uangnya, bisa melebihi UMR ya bestie. Yuk kita hitung-hitungan gaji IRT yang mengerjakan semuanya sendiri kalau mau dihitung dalam bentuk no

Masuk UGD (Lagi)

Ini tulisan agak panjang ya nyeritain pengalaman saya masuk UGD Bhayangkara Pontianak di Jalan KS Tubun (dekat Jalan Sumatera) dan menggunakan BPJS individu. Jadi malam Sabtu itu sehari sebelumnya saya tertular batuk pilek dari anak-anak. Awalnya dari Momoy nular ke adiknya. Saya yang tiap hari menyusui ya mau nggak mau ikut tertular. Kalau sakit kepala sakitnya level satu, pilek level 3, batuk level 5. Masih bisa ditahan asal nggak asma ikutan muncul.  Kebayang nggak kalau sudah sakit 3 tadi, ditambah asma? Di rumah sudan ada inhaler. Beberapa tahun lalu waktu hamil Momoy pernah juga asma kambuh dan susah napas, waktu itu ke UGD Rumah Sakit Untan Pontianak. Terus pas pulang dikasih tahu buat menyimpan inhaler di rumah supaya nggak perlu ke UGD saat sesak tiba-tiba. Biasanya dua kali semprot reda asmanya bisa napas normal seperti biasa. Terus kalau pileknya disertai hidung tersumbat saya pakai spray hidung juga, mereda pileknya. Kemudian Sabtu siang semakin sesak nih napasnya mulai ngi