Langsung ke konten utama

Cut Off

Dari awal dia udah tahu, saya tipe orang yang nggak suka ngasih pinjeman, tapi nih orang suka banget minjem duit, receh sih tapi ngeselin. Pas dicut off malah nanya "kok nggak pernah respon chat lagi?".

Terakhir kali dia minjem duit itu respon saya udah "silent treatment". Terus dia cengengesan bilang "pasti Mbak Hani kapok nih minjemin saya". Pengen saya jawab "bener, bener banget."

Jadi, Mbak A ini jualan dan saya selalu beli dagangannya setiap minggu. Terus dia sering nih numpang nitip transfer buat setoran. Ya okelah, saya kan langsung terima duitnya, biarpun kadang banyak 500-1000 perak, nggak masalah.

Duit adalah duit.

Sampai beberapa kali ngechat minta transferkan 10ribu atau 20ribu karena nominal minimal untuk dimasukkan ke ATM TUNAI adalah 50.000 dan uang dia ngepas. Okelah nggak apa-apa yekan. Toh biasanya dia sore langsung mampir ngasihin duitnya.

Sampai pada puncaknya, dia cerita kalo dagangannya nggak habis dan dia harus nombokin supaya targetnya tercapai. Ya itu bukan urusan saya kan? Tapi mengapa malah saya yang jadi nanggung nomboknya? Alasannya uangnya nggak tahu ke mana, cecerkah, hilangkah, entahlah. Cuma yang jelas kalau target kamu tidak tercapai, dagangan masih sisa, ya jelas uang buat nomboknya juga nggak ada.

Saya pikir saya nambahin pagi, sorenya uang saya langsung diganti. Ternyata digantinya seminggu kemudian saat saya beli dagangan dia lagi, jadi potong hutang ceritanya.

Saya nggak suka terlibat dengan urusan semacam ini. Rugi waktu, tenaga, uang, dan perasaan. Kadang ini yang membuat saya malas mengeluarkan rasa kasihan. Awalnya kita kasihan dan berniat menpermudah urusan dia tapi malah merugikan kita. Belum lagi dia suka ngurang-ngurangin utang. Bukannya saya pelit ya tapi kalo urusan utang, satu rupiah pun akan saya hitung. Nggak ada lebih kurangnya kecuali saya yang bermaksud membulatkan ke bawah.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai di Usia 37 Tahun

Kamu tahu trend memulai masa remaja di umur 30-an yang sedang banyak dibagikan di Tiktok? Itu yang sedang saya alami sebenarnya. Jadi beberapa bulan ini saya sedang kembali menjalani ukur '20' tahun saya. Saya kembali menjadi gadis yang single dan menjalani hobi saya tanpa direpotkan kegiatan sebagai istri atau ibu. Sebab ketiga anak saya sudah bukan bayi lagi, saya tak perlu menggendong dan menyusui mereka. Setelah 10 tahun menikah saya diberikan begitu banyak space atau waktu untuk diri saya sendiri. Selama ini saya pikir kehidupan saya berhenti setelah menikah. Karena saya akan sibuk mengurus suami, anak, dan rumah. Ternyata saya salah. Semuanya bergantung pada siapa yang kamu nikahi. Karena kehidupan sebagai istri bukan berarti kamu kehilangan waktu untuk diri kamu sendiri. Selama tanggung jawab tidak kamu abaikan dan suami juga mendukung kamu juga bisa menjadi remaja kembali. Berapa pun usia kamu sekarang. Jadi kalau ada hal-hal yang sebelumnya tak bisa kamu capai saat usi