Kalau mengikuti program pemerintah Keluarga Berencana, seharusnya
saya tidak berproduksi dan berkembang biak lagi. Karena sudah
memiliki dua anak. Satu lelaki dan satu perempuan. Kebanyakan orang
pasti akan mengatakan sudah genap karena sudah mendapatkan sepasang.
Walaupun bagi saya sama saja mau dikasih jenis kelamin apa pun selama
anak itu sehat. Saya hanya beruntung mendapatkan dua anak yang
berbeda jenis kelamin sehingga saya bisa merasakan pengalaman yang
berbeda pada keduanya. Terutama pengalaman memborong daster
bunga-bunga yang sudah lama sekali saya inginkan.
Untungnya sekarang belanja online lebih mudah. Saya tak perlu datang
ke toko pakaian untuk membelikan mereka baju. Terutama untuk Momoy,
anak perempuan saya. Tak terbayangkan saya datang ke toko lalu tak
kuat menghadapi banyaknya baju yang lucu-lucu. Bisa jebol dompetnya
buat belanja baju anak perempuan yang gemesin.
Setelah memiliki dua anak saya suka membayangkan bagaimana kalau saya
punya dua anak tambahan? Apakah mukanya akan semanis anak saya yang
pertama atau selucu anak saya yang kedua? Atau bahkan gabungan
keduanya. Dua anak saya yang ada ini sebenarnya mukanya cukup mirip.
Sempat saya kaget membuka facebook dan menemukan memory yang
dibagikan facebook. Foto anak saya yang sulung 3 tahun lalu saat dia
masih belum genap setahun. Saya kaget karena saya pikir itu wajah
anak saya yang kedua. Wajahnya kok bisa mirip begitu. Hahaha…
Suami sih merasa sudah cukup punya 2 karena merasa kerepotan
menjaganya. Dua anak saya dua-duanya menempel pada dia jadi dia tak
dapat membayangkan kalau punya dua anak lagi. Apa yang akan terjadi.
Saya sendiri tidak ikut KB yang disarankan bidan. Sudah saya sudah
mendengar banyak yang tetap hamil karena alat KB-nya jebol. Lebih
aman sih menggunakan kondom. Walaupun begitu saya tak terlalu
terpikir untuk program menambah anak dan tidak juga menolak jika
diberikan rezeki anak lagi. Soalnya saya sangat senang bisa merasakan
ada yang tumbuh di dalam rahim saya. Itu rasanya adalah perasaan
terindah saat menjadi ibu. Menantinya dengan penasaran. Bagaimana
wajahnya. Bagaimana suaranya. Bagaimana tangisannya. Itu yang membuat
saya rindu hamil lagi, punya anak lagi.
Saya takut membayangkan anak saya keduanya membesar dan kuliah jauh
dari saya. Betapa sepinya nanti saya berdua dengan suami saja di
rumah. Tak ingin berpisah jauh dari mereka. Ada nggak yang
punya pikiran sama seperti saya? Saya tahu hamil, melahirkan, dan
menyusui butuh perjuangan. Hanya soal waktu itu semua akan berlalu
dan tiba-tiba saja mereka membesar tanpa kita sadari.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).