Day 7
Syarat
"Mau sampai kapan kamu menolak lamaran orang Nak? Kamu mau jadi perawan tua?"
Nasi yang barusan masuk ke mulut hampir tersembur keluar. Di meja makan, lagi-lagi, ibu membahas masalah yang sama. Bapak menyelesaikan makannya diam-diam. Dia selalu merasa lebih baik diam daripada memihak satu di antara kami.
"Nana tidak menolak lamaran mereka, Bu."
"Mau nikah jangan banyak-banyak minta syaratnya."
"Nana tidak minta rumah atau mobil atau uang, Bu."
Nasi di dalam piring semakin mendingin. Sama dinginnya dengan tatapan ibu yang sudah tak tahan mendengar ocehan tetangga karena anak perempuannya tak kunjung menikah.
"Lalu apa? Kamu minta apa sampai mereka mundur semua?"
Suara ibu menggelegar. Aku menarik napas panjang.
"Nana hanya minta mereka berhenti merokok kalau mau jadi suami Nana."
"Apa?"
"Nana cuma minta mereka berhenti merokok, Bu. Kalau tidak mau berhenti atau berniat pura-pura berhenti Nana tak akan menerima lamarannya."
"Berhenti merokok?"
Suara ibu menurun. Tak setinggi nada sebelumnya. Dia kemudian ingat betapa alerginya aku sama asap rokok. Ibu berdiri dan mengangkat piringnya yang sudah kosong. Di luar sesosok lelaki mematahkan rokok terakhir yang diisapnya. Membuangnya ke tong sampah beserta bungkusnya. Dia tersenyum pada kedua orang tuanya yang kemudian mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah perempuan pujaan hatinya.
#30HBC #30HARIBERCERITA #30HBC1907
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).