"Kamu bilang kamu akan menunggu."
Alisku terangkat hampir bertemu. Lalu mataku berlabuh lagi ke bawah. Menarik napas panjang untuk kesekian kalinya. Cahaya matahari sedikit menusuk kulitku.
"Seberapa lama?" balasan perlahanku membuatmu terdiam beberapa saat.
"Apakah kamu tak bisa menunggu?"
"Tanpa kepastian?"
"Kita bukan anak kecil yang semuanya harus ditegaskan, Ri."
"Aku perempuan. Aku butuh ketegasan."
"Memangnya kamu mencintainya?"
"Kita terlalu dewasa untuk menyempitkan cinta seperti jantung berdebar atau tersipu malu."
"Menikah itu butuh cinta."
"Kita tak sepaham."
"Kamu mencintaiku kan, Ri?"
Aku tak mampu lagi menjelaskannya. Kutarik tasku setelah meninggalkan selembar undangan di atas meja. Meninggalkan lelaki itu bersama banyak orang yang menikmati harumnya kopi di tempat yang sama.
Pic pixabay.com #30HBC1901
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).