Smartphone
dan Android sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat jaman now
yang tak dapat dipisahkan. Bahkan banyak orang cukup ke mana-mana
membawa smartphone
sudah bisa melakukan banyak hal. Bahkan tak perlu powerbank
mengingat sudah banyak yang menyediakan penyimpanan daya internal
yang jauh lebih besar setiap mengeluarkan produk andalannya. Belum
lagi harga kuota yang semakin terjangkau bahkan tanpa batas. Kita,
benar-benar dimanjakan dengan keseruan yang bisa kita dapatkan dengan
hidup di era digital.
Dunia
serasa tanpa batas. Kita bisa mencari apa saja secara digital.
Bertemu siapa saja secara digital. Bahkan mencari nafkah secara
digital pula. Sudah saya rangkum menjadi 5 Hal Seru Hidup di Era
Digital.
Banyak
orang sekarang ini yang memanfaatkan kehidupan digital bukan hanya
sekadar jadi tempat untuk berinteraksi dengan orang lain tetapi juga
memantapkan dirinya untuk bekerja secara digital. Produk digital
sekarang benar-benar high demand.
Apalagi sumber dayanya bisa kita ciptakan sendiri. Dari apa yang kita
punya. Berbeda dengan pertanian, peternakan, atau pekerjaan yang
lainnya yang membutuhkan modal yang jauh lebih besar dibandingkan
pekerjaan digital. Dengan harga kuota terjangkau, harga smartphone
juga semakin terjangkau dan spesifikasi yang mumpuni dibandingkan
beberapa tahun sebelumnya, siapa saja bisa memilih untuk bekerja dari
rumah.
Anak-anak
bahkan memiliki cita-cita menjadi blogger, vlogger, influencer, atau
buzzer. Bukan hanya jadi pilot, polisi, atau dokter. Di mana pun kita
berada, semua punya kesempatan yang sama untuk memiliki pekerjaan
secara digital. Asal mau saja. Contoh paling dekat adalah blogger.
Memulai pekerjaan sebagai blogger bukan sesuatu yang rumit, asal mau
membuat konten. Tak ada alasan untuk mengatakan ‘saya tak bisa
membuat blog’ atau ‘saya tak bisa membuat e-email’ serta alasan
lain sebagainya. Tinggal ketik di Mbak Google, cari bagaimana cara membuat blog. Sudah ketemu tinggal buat. Hosting? Harga semakin
miring. Percaya deh. Banyak sekali yang menyediakan hosting murah
yang tak akan membuat dompet menjerit. Kebutuhan kita untuk membuat
lapangan pekerjaan digital dari rumah terbuka lebar. Kita yang
putuskan apakah kita sudah siap untuk bekerja dari rumah dengan
gadget yang kita miliki. Walaupun mungkin yang tak memahami soal
dunia digital akan berpikiran kita pengangguran yang kurang kerjaan
karena selau ada di rumah sibuk berselancar di dunia maya.
Dulu
waktu saya masih belum kenal blog, impian saya adalah semua tulisan
fiksi saya akan saya kirimkan ke penerbit. Menunggu kabar beberapa
minggu atau bahkan beberapa bulan yang kemungkinannya tulisan saya
ditolak untuk diterbitkan. Saya maklum penerbit akan sangat selektif
saat akan memilih karya yang akan mereka cetak. Sebab selain biaya
cetak bukan harga yang murah, mereka juga akan mempertimbangkan
apakah mereka akan dapat keuntungan dari sana. Mereka butuh
keuntungan yang besar untuk menjalankan perusahaannya. Penulis fiksi
tanpa nama besar? Kemungkinannya tipis untuk dilirik ya. Mereka butuh
tulisan dan nama yang komersil, jaga-jaga modal tidak kembali.
Setelah
punya blog saya sadar bahwa saya bisa menuliskan semua karya saya dan
menerbitkannya sendiri. Bukankah bagi penulis yang paling penting
adalah tulisannya dibaca orang dan juga bisa dia baca ulang.
Menuliskannya secara digital adalah hal yang sangat menyenangkan
sebab modalnya kecil. Menggunakan smartphone
juga sudah bisa ngeblog. Karya pendek atau panjang bisa langsung
diterbitkan detik itu juga. Kelemahannya memang karya kita tidak ada
yang menyaringnya. Kita yang menulis, kita yang edit, lalu kita juga
yang menerbitkan.
Namun
perasaan kita bisa menerbitkan tulisan sendiri itu sangat
menyenangkan. Apalagi jika ada yang baca dan komentar. It
feels good!
Mau
terkenal mungkin harus menggunakan pepatah ‘mengencingi sumur
zam-zam’ atau harus melakukan hal yang aneh-aneh atau unik.
Sekarang serunya hidup di era digital adalah pepatah itu memang
berlaku. Cukup 1 video aneh di TikTok atau sosial media lainnya,
hitungan jam sudah viral ke mana-mana. Itu serunya. Begitu viral,
siap-siap kebanjiran pengiklan bahkan sampai bisa muncul di televisi
yang menginginkan rating yang tinggi saat si pelaku viral ini sedang
naik daun. Saat kita viral, semua sosial media kita akan banyak yang
follow, orang akan mengikuti kegiatan digital kita. Ini adalah sumber
penghasilan yang dapat kita jadikan peluang mengubah hidup kita juga.
Walaupun
tak sedikit yang cepat terkenal dengan cara yang buruk. Tapi kalau
belum hidup di era digital, masih mengandalkan layar televisi, butuh
waktu lama untuk terkenal. Belum lagi persaingan untuk menjadi
bintang di televisi bukan hal yang mudah. Banyak yang harus
dikorbankan. Setelah banyak pengorbanan pun belum tentu kita bisa
jadi artis ternama bukan?
Beda
jauh dengan jaman now. Siapa
saja bisa terkenal. Model macam apa pun bisa terkenal. Syaratnya 1,
bisa viral atau bisa diviralkan.
Kita
bisa punya banyak teman di era digital ini. Tak perlu takut
kehilangan teman. Hilang satu muncul seribu. Tinggal kita saja yang
harus menyaring mana yang seharusnya masuk ke dalam kehidupan digital
dan nyata kita. Apalagi kalau yang sudah menikah, jangan sampai
interaksi dengan banyak orang membuat kita melakukan hal-hal yang
melanggar batas norma agama dan negara.
Kita
dapat melakukan interaksi tak hanya dengan tulisan, bahkan dengan
video, video call, atau live streaming jika ingin ditonton oleh
banyak orang. Tentu saja jangan sampai live streamingnya digunakan
untuk hal negatif seperti beberapa kasus yang sudah pernah terjadi
yang tak ingin saya ceritakan di tulisan ini.
Serunya
hidup di era digital, terutama bagi emak-emak kayak saya yang memang
kurang banyak waktu menguprek dapur dan bahan-bahan di kulkas adalah
tak ada lagi yang namanya ‘resep rahasia’. Semua orang
berlomba-lomba membagikan resep masakan terbaik mereka secara
digital. Tentunya tetap menguntungkan mereka. Misalnya dengan membuat
video ketika mereka membuat bumbu lalu diunggah ke Youtube, ini kalau
dimonetize akan mendatangkan dollar. Semakin banyak yang nonton dan
share akan semakin banyak penghasilan yang mereka dapatkan.
Untuk
apa menyembunyikan resep rahasia kalau kita tidak berencana untuk
membuka restoran dengan resep tersebut? Bukankah akan jauh lebih baik
memberikannya ke dunia digital, biarkan orang lain menggunakannya dan
mengeksplore resep tersebut. Ketika orang dapat manfaat dari resep
itu dan mengubah hidupnya, kita telah memberikan sumbangan terbesar
bagi mereka dan kita sendiri juga akan menikmati kepuasan saat resep
kita membuat perubahan bagi masyarakat digital lainnya. Setidaknya
kalau saya yang baca resep rahasia tersebut dan membuat masakan untuk
keluarga saya, bukankah si pemilik resep sudah dapat pahala yang tak
akan terhenti mengalirnya.
Tak
perlu tanah untuk diwakafkan ke banyak orang. Apa yang kita miliki
dan kita bagikan di dunia digital akan menjadi amal jariyah yang akan
terus mengalir untuk kita. Itu sebabnya teruslah berbagi hal yang
positif di dunia digital. Sebab kita tak pernah tahu amal mana yang
akan menjadi penolong kita nanti.
Itu
dia 5 Hal Seru Hidup di Era Digital versi saya. Versi kamu apa?
tag: domainesia, hosting murah, domain murah, hosting indonesia, domain indonesia, cara membuat log, cara membuat website, lomba blog domainesia
tag: domainesia, hosting murah, domain murah, hosting indonesia, domain indonesia, cara membuat log, cara membuat website, lomba blog domainesia
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).