Menulis fiksi sebenarnya dalah hal yang paling saya suka sejak dulu. Sejak ngeblog menulisnya tidak hanya fiksi juga mulai nonfiksi. Banyak diantaranya adalah curhatan semata. Banyak sekali curhatan yang saya tuliskan di blog ini karena dulu tak banyak yang bisa mendengar curahatn hati saya dan saya lebih banyak di kamar dibandingkan berinteraksi dengan banyak orang.
Menulis itu seperti sebuah terapi. Sangat membantu ketika kita sedang berada pada keadaan gundah gulana. Hingga akhirnya menulis juga tak hanya menjadi sekadar hobi namun juga kemudian berubah menjadi pekerjaan yang bisa saya sebut saat orang bertanya apa pekerjaan saya setiap hari. Menulis. Ngeblog.
Sekarang setelah punya dua anak energi begitu terkuras dan banyak hal yang kemudian membuat saya mengetepikan blog ini. Lalu saya sadar akhirnya produktivitas saya sangat menurun. Padahal dulu tulisan saya selalu ada minimal 1 dalam sehari. Bhakn bisa lebih. Saya pikir saya tidak akan menjadi orang yang meninggalkan blognya. Saya pikir dulu saya akan setia menulis setiap hari tanpa peduli bagus atau tidak tulisan itu.
Sekarang saya mencoba mengumpulkan lagi kekuatan untuk menulis. Terutama menulis fiksi yang sudah lama tak saya lakoni. Ah ternyata saya lebih banyak menulis dengan penuh semangat saat masih menggunakan buku dan pena. Sekarang lebih mudah menulis mengunakan smartphone tetapi semangat saya yang kendor.
Saya rindu dengan diri saya yang dulu suka nyampah di blog sendiri. Yap! Saya mau tak mau setuju dengan komentar seseorang yang mengatakan bahwa saya nyampah di blog. Namun itu adalah proses perjalanan yang harus saya lewati hingga akhirnya saya seperti sekarang. Menulisnya lumayan mikir. Tak hanya menulis dengan penuh emosional karena marah atau bahagia. Lalu saat akan menceritakan sesuatu juga selalu berpikir apakah hal tersebut layak atau tidak ditayangkan di blog ini.
Tak bisa melupakan bahwa seoarang ada yang harus saya jaga yaitu suami dan anak-anak. Banyak hal hanya bisa disimpan di dalam rumah tidak perlu dibocorkan ke media. Walaupun masih banyak sekali orang yang tak menggunakan sosial media dengan bijaksana.
Selama ini saya selalu puas belanja di berbagai marketplace yang ada di Indonesia termasuk di Tokopedia. Karena selama ini pengirimannya yang saya gunakan ya itu-itu saja. Kalau nggak JNE ya JNT. Pernah juga menggunakan SiCepat. Sudah lama sekali tidak berbelanja di Tokopedia dan saya bulan ini ingin beli kamera dan di Tokopedia saya menemukan kamera yang saya inginkan. Prinsip saya begitu order langsung bayar supaya barang cepat sampai. Saya tidak sadar kalau pengiriman yang default di aplikasi adalah ekspedisi AnterAja. Tidak pernah menggunakan dan baru dengar. Karena saya pikir memang AnterAja melayani sampai ke Pontianak ya nggak ada masalah dengan pengirimannya. Sampai akhirnya saat tulisan ini saya posting, paket kamera yang saya beli tak kunjung sampai. Googling sana-sini. Buka twitter buat komplain hingga akhirnya menemukan banyaknya orang yang komplain dibandingkan puas dengan layanannya dan bahkan review di google juga jelek. Banyak sekali yang memberikan bintang satu. Terma
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).