Sejak tahu televisi, drama, dan film, genre yang saya suka memang belum berubah. Paling seneng sama jenis cerita kriminal. Jadi ingat dulu waktu baca koran senang sekali membaca berita kriminal. Sesekali masih menikmati kisah romance juga sih sebenarnya. Tapi lebih suka kisah kriminal yang ada bumbu kisah cintanya sedikit saja dibandingkan dengan 90% romance 10% nyakitin hati penonton.
Baru-baru ini habis nonton Temperature of Love setelah menghabiskan banyak episode drama kriminal dan sejenisnya yang lebih banyak mengajak kita berpikir dibandingkan nonton romance dan berharap kissing scenenya banyak ditambah bumbu skinship sebanyak mungkin. Hahahaha…
Setelah punya anak dua kayaknya saya harus melewatkan drama romance. Ternyata nyebelin banget nonton drama cinta-cintaan. Soalnya akan ada beberapa episode yang digunakan buat nyakitin hati penontonnya. Entah itu ada penghalang cinta dua tokoh utamanyakah, entah mereka putuskah, atau tiba-tiba berpisahkah. Pokoknya nyebelin.
Kalau waktu masih remaja dan hidup hanya 10% dalam realita mungkin masih bisa menikmati roller coaster drama romance. Sekarang? Lebih banyak mikirin caranya ASI bisa deras atau anak bisa nyenyak tidurnya. Nggak pengen nangis saat nonton drama, nggak pengen kesel karena kisah cinta mereka yang on off atau tiba-tiba putus terus nyambung lagi. Walaupun ketika memulai episode pertama sudah sangat tahu endingnya kemungkinan besar bahagia.
Drama romance kan memang dibuat seperti itu.
Beda dengan drama kriminal yang intinya nangkap kriminalnya. Apalagi kalau penonton diajak mikir buat nebak siapa pelaku sebenarnya. Itu bagian serunya. Kissing scene dalam drama romance bakalan lewat deh sama tebakan benar saat nonton drama kriminal.
Kalau punya selera yang kurang lebih sama dengan saya boleh banyakin nonton drama OCN. Karena di OCN dominan dramanya kriminal. Ada beberapa drama romance sih sekarang tapi belum ada yang saya tonton soalnya males nanti sakit hati. Hahaha…
Selama ini saya selalu puas belanja di berbagai marketplace yang ada di Indonesia termasuk di Tokopedia. Karena selama ini pengirimannya yang saya gunakan ya itu-itu saja. Kalau nggak JNE ya JNT. Pernah juga menggunakan SiCepat. Sudah lama sekali tidak berbelanja di Tokopedia dan saya bulan ini ingin beli kamera dan di Tokopedia saya menemukan kamera yang saya inginkan. Prinsip saya begitu order langsung bayar supaya barang cepat sampai. Saya tidak sadar kalau pengiriman yang default di aplikasi adalah ekspedisi AnterAja. Tidak pernah menggunakan dan baru dengar. Karena saya pikir memang AnterAja melayani sampai ke Pontianak ya nggak ada masalah dengan pengirimannya. Sampai akhirnya saat tulisan ini saya posting, paket kamera yang saya beli tak kunjung sampai. Googling sana-sini. Buka twitter buat komplain hingga akhirnya menemukan banyaknya orang yang komplain dibandingkan puas dengan layanannya dan bahkan review di google juga jelek. Banyak sekali yang memberikan bintang satu. Terma
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).