Seharusnya kehamilan pertama lebih berat namun kali ini rasanya kehamilan kedua lebih istimewa. Saya merasakan sensasi hamil yang sebenarnya. Kayak orang-orang. Ada mual-mualnya. Ada pengen makan asam-asamnya.
Baru berjalan 9 minggu. Masih panjang perjalanan menuju kelahirannya. Kalau bukan akhir tahun 2017 saya akan bertemu dengan anak kedua saya nanti awal tahun 2018.
Beberapa waktu lalu belum terlalu yakin kalau hamil karena hanya menggunakan satu testpack. Bidan juga belum bisa memeriksa kehamilan yang masih belum teraba. Pilihan satu-satunya ya USG.
Tanggal 19 Mei kemarin saya memutuskan ke dokter kandungan untuk USG. Kali ini mencoba Rumah Sakit Bersalin Nabasa di Sei Raya Dalam. Karena waktu mengandung Raza saya sudah sering ke RSB Jeumpa, kali ini ganti RSB. Cari pengalaman baru dan ketemu dokter baru.
Biaya USG di sana 130rb sudah termasuk konsultasi. Biaya daftar pertama kali kalau belum pernah jadi pasien ada biaya 20rb. Harga yang lebih murah dibandingkan Rumah Sakit Untan yang biayanya 160rb untuk USG dan konsultasi, belum ditambah lamanya menunggu dokter kandungannya datang.
Waktu di RSB Nabasa saya hanya mengantri di belakang 4 pasien dan dokternya hanya terlambat sekitar 30 menit. Dokter kandungannya dokter Made dan lumayan lama menggunakan alat USG di perut saya. Tidak hanya sekilas kita bisa melihat calon bayi di dalam kandungan.
Dokternya juga mengajak kita ngobrol dengan santai dan ramah. Jadi untuk berikutnya saya akan ke RSB Nabasa untuk USG. Ada rencana juga buat melahirkan di sana sebenarnya kalau memang memungkinkan.
Oiya RSB Nabasa ini juga menerima pasien dengan BPJS ya. Jadi jangan khawatir soal biaya bagi yang punya BPJS.
Siapa yang sudah menggunakan jejaring sosial yang satu ini? Sudah punya banyak temankah di sana? Mention bagaimana? Banyak juga yang hadir setiap harinya? Atau kadang merasa 'twitter' itu mirip dengan kuburan karena bingung mau ngapain aja di sana. Banyak memang orang yang pada awalnya kebingungan menggunakan twitter. Apa yang sebaiknya dilakukan. Apa yang sebaiknya ditulis. Akun seperti apa yang sebaiknya diikuti. Semuanya sebenarnya kembali lagi ke pribadi masing-masing ingin menggunakannya seperti apa. Karena konsekuensinya juga ditanggung diri masing-masing. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. Lama-lama, alah bisa karena biasa akan berlaku. Sebab memang kalau sudah sering membaca lini masa dan sudah mengikuti banyak akun. Kita akan menemukan pola ngetwit kita sendiri. Meskipun demikian, bukan itu yang ingin dibahas dalam tulisan ini. Saya rasa banyak yang penasaran dengan cara mengetahui orang yang stalking akun twitter kita. Orang yang melakukanny
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).