“Sudah isi?” - satu dari banyak pertanyaan paling horor di dunia.
Saya
setidaknya akan selalu menahan diri untuk tidak mempertanyakan
seseorang sedang hamil atau tidak, terutama jika umur pernikahan
mereka baru beberapa bulan. Sebab pasangan pengantin baru paling
tidak akan selalu mendengar soal pertanyaan kapan hamil sekitar satu
tahun setelah pernikahannya berlangsung. Seakan-akan adalah sebuah
kesalahan kalau belum hamil setelah menikah. Banyak sekali yang
mengatakan soal berkah jika ‘langsung isi’. Okelah, sudah hal
yang biasa sih di Indonesia. Tapi saya punya beberapa teman yang
memang bertahun-tahun menikah belum dikaruniai seorang anak bahkan
ada yang puluhan tahun menanti tak kunjung dapat buah hati.
Nanti
kalau mereka mendapatkan pertanyaan ‘sudah
isi’ kemudian hati mereka tercabik bagaimana? Siapa yang
bertanggung jawab atas luka yang ditinggalkan sebuah pertanyaan
sederhana (menurut kita) itu?
Soal
pertanyaan ‘kapan hamil’ itu sudah satu masalah. Masalah lainnya
lagi adalah banyak sekali orang yang berharap (termasuk saya)
dianugerahi anak kembar. Hamil kembar itu kayak durian runtuh. Tanpa
pernah saya bayangkan bagaimana nantinya kebutuhan janin yang dalam
perut jika isinya dua bahkan tiga. Apakah Lactamil saja sudah cukup?
Apa saja yang harus kita siapkan jika kita ternyata mengandung dua
janin di dalam rahim kita?
Saya
sempat terpikir bahwa saya hamil kembar gara-gara kehamilan saya
ukurannya besar sekali. Saya berjalan saja susah sekali. Untuk
turun-naik tangga saja rasanya sudah tak sanggup. Namun ternyata
hamilnya hanya satu bayi. Meskipun demikian bukan berarti kebahagiaan
saya berkurang. Sebab saya merasa bahagia sekali ternyata saya bukan
hamil kembar. Hamil satu saja rasanya saya sudah tak sanggup
melakukan banyak hal. Tak dapat saya bayangkan isinya dua dan saya
harus mengejan dua kali
karena mengeluarkan mereka satu demi satu.
Walaupun
hamil kembar itu seakan-akan menjadi jalan pintas bagi ibu yang tak
ingin hamil berkali-kali untuk mendapatkan dua anak atau lebih. Tapi
membayangkan membawanya selama sembilan bulan saja saya tak sanggup.
Sebab mengandung Raza saja ukuran perut saya seperti balon yang mau
pecah. Bagaimana kalau sekaligus saya mengandung anak kedua di
kehamilan yang sama? Ada senang dan susahnya sih. Bagian senangnya
itu yang seperti sudah saya kabarkan sebelumnya. Bahwa untuk
mendapatkan dua anak lebih cukup hamil satu kali saja. Susahnya ya
membayangkan sembilan bulan akan mengandung dua janin sekaligus dan
melahirkannya berjuang dua kali saat masih letih harus mengejan
sekali lagi demi anak kedua.
Jika
memang ingin mendapatkan kehamilan kembar, sebaiknya Anda membaca
lagi banyak artikel atau buku yang membahas tentang kehamilan kembar.
Apalagi ternyata di keluarga kita tak ada satu pun yang kembar.
Jadinya akan sulit mendapatkan yang namanya hamil kembar. Sebab
kebanyakan yang bisa mendapatkan anak kembar adalah orang yang kembar
juga. Namun bukan tak mungkin kita akan mendapatkan hamil kembar saat
Tuhan yang memberikannya.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).