Saya
baru sadar bahwa sejak duduk di bangku sekolah dasar, sejak lancar
membaca buku cerita saya senang sekali membaca kisah detektif.
Memecahkan kasus. Bukan cerita Sherlock Holmes yang dulu memikat saya
melainkan sebuah cerita anak-anak yang judul bukunya detektif
bintang. Kasusnya pun sederhana. Kisah makanan yang hilang atau
pencurian kecil. Paling saya ingat sih tentang dua tersangka yang
merupakan saudara kembar dan satu di antaranya merupakan pelaku yang
mengambil makanan di dalam lemari.
Ah
detailnya tidak perlu saya ceritakanlah ya karena ini memang kisah
detektif sederhana dan jauh dari yang namanya kasus pembunuhan. Namun
saya terpikat dengan kisah semacam itu. Walaupun saya sempat terpikat
pada manga serial cantik dan
tulisan Freddy S tapi
naluri saya yang sebenarnya tak bisa memungkiri betapa saya senang
dengan kasus kemudian memecahkannya akhirnya suka dengan tulisan
Agatha Christie lalu terpikat pula dengan tokoh Sherlock Holmes.
Berawal
dari detektif kecil si Detektif Bintang, buku cerita yang saya
dapatkan dari sekolah tempat Umak saya mengajar. Rindu sekali dengan
perpustakaan tempat dia mengajar dan menemukan kembali buku-buku
cerita yang saya senangi sampai saya baca berkali-kali. Banyak sekali
buku cerita yang membuat saya jatuh cinta di sana. Terkadang saya
suka melihat di toko buku dan mengintai buku cerita yang serupa tapi
saya tak menemukan lagi buku anak-anak seperti yang saya baca dulu.
Sekarang
saya lebih banyak menemukan kisah detektif dan kasus kriminal melalui
film atau serial televisi. Memang lebih real sayangnya kita tak bisa
banyak berimajinasi mengenai tokoh dan setting tempat yang
digambarkan oleh penulis. Ketika kata-kata mengalahkan segala audio
dan visual efek.
Era
digital memungkinkan kita mendapatkan bahan bacaan dan tontonan
dengan sangat mudahnya. Saya yang selama ini hanya mengenal televisi
hitam putih dengan siaran dari Malaysia itupun kadang harus bersabar
menunggu aki mobilnya diisi ulang di toko kelontong di pasar supaya
televisinya bisa menyala. Tak pernah membayangkan akan membaca
sedemikian banyak buku secara digital. Bahkan banyak blog bisa dibaca
tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membelinya, hanya menggunakan
paket data.
Semua
yang ada di tangan kita sekarang hanya ada di dalam pikiran beberapa
orang yang membuat perubahan di dunia ini, saya? Hanya bagian dari
orang yang terkena dampak perubahan itu dan merasa bersyukur berada
di masa sekarang. Sehingga bisa melihat dunia dengan lebih luas lagi.
Tak sekadar pada dunia yang ada di buku yang saya baca atau dunia
nyata yang saya lihat sebagai Jawai. Bahwa dunia ini luas, banyak
manusia lain, dengan bahasa yang berbeda, di luar sana.
Halo Kak, saya juga dulu pernah baca detejtif bintang. APakah Kakak ingat siapa pengarangnya? Soalnya saya cari2 di toko buku bekas sulit sekali menemukannya. Terima kasih :)
BalasHapus