Saya
sebenarnya bukanlah orang yang bisa mengingat banyak hal. Apalagi
kalau soal minum sesuatu yang sifatnya bukan darurat. Kecuali obat
batuk. Itu biasanya saya tepat waktu banget minumnya. Karena suka
tersiksa sama batuk. Beda dengan ASI Booster. Saya suka lupa minum.
Kadang minum. Kadang enggak. Tapi menurut saya penting banget punya
ASI Booster di rumah. Sebab kita nggak tahu kondisi tubuh kita setiap
harinya. Apalagi kayak saya yang makannya nggak terlalu dicatet apa
saja yang sudah masuk. Paling penting kenyang dulu kalau saya mah.
Walaupun
saya tidak melewatkan sayuran, buah, dan tentunya sekarang lebih
rajin minum susu, ASI Booster saya juga masih menyimpannya. Ada yang
bentuk kapsul. Ada yang bentuk susu. Saya baru tahu ada juga yang
bentuk teh yang siap seduh. Lebih praktis ya dibandingkan susu.
Apalagi susu kedelai buat ASI Booster rasanya beda banget sama susu
kedelai yang biasanya saya minum. Nggak tahu apa sih isinya. Kadang
saya mikir, kalau saya minumnya susu keledai aja boleh nggak ya? Biar
enak di lidah. Hahahaha...
Dari
beberapa artikel yang saya baca sih sebenarnya ASI diproduksi sesuai
dengan kebutuhan bayi. Selama bayi kita menyusunya ASI tanpa tambahan
asupan yang lain produksinya akan tetap banyak. ASI mendapatkan
sinyal yang sesuai dengan yang seharusnya. Itu yang saya rasa
menyebabkan teman saya 'kehabisan' ASI di payudaranya saat anaknya
masih di bawah 6 bulan. Padahal seharusnya anaknya masih minumnya
ASI. Tanpa tambahan makanan atau susu formula. Sayangnya dia sejak
awal sudah memberikan susu formula pada bayinya sehingga dia terbiasa
minum dengan mudah dari botol.
Minum
ASI dengan susu formula tuh beda banget lho ternyata. Kalau dari
botol bayi nggak butuh perjuangan beda dengan dari payudara.
Keluarnya juga nggak kayak air susu dari botol. Sekali saja dia
merasa nyaman dengan susu formula dari botol dia akan lebih memilih
untuk menyusu dari botol saja tidak mau menyusu ke payudara.
Satu
alasan terbesar saya tidak memberikan empeng atau botol susu sejak
awal kelahirannya sampai dia benar-benar pintar menyusu. Usianya
hampir empat bulan baru dia mengenal botol susu. Itu pun karena saya
harus kuliah dan dia minum ASIP yang sudah saya siapkan sebelumnya.
Sebenarnya sih lebih suka dia minum dari sendok saja tapi karena di
rumah pada kerepotan kalau nggak pake botol susu, saya mengalah deh.
Asalkan dia masih mendapatkan asupan ASI ya nggak masalah.
ASI
saya nggak boleh berhenti sampai dia benar-benar berusia 6 bulan.
Saya bahkan tidak berencana menghentikan asupan ASI-nya walaupun Raza
sudah mendapatkan tambahan makanan pendamping ASI. Dia boleh menyusu
sampai dua tahun atau lebih.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).