Apa
hubungan Slow Cooker sama kuliah saya di Sekolah Tinggi Bahasa Asing?
Semester tiga ini memang banyak sekali tantangan yang harus
diselesaikan di setiap mata kuliah. Terutama mata kuliah Speech,
Speaking, dan Public Relation. Kita nggak hanya dituntut bisa
berbicara di depan banyak orang menggunakan bahasa Inggris yang
lancar jaya tapi juga sebelum itu harus bisa menyiapkan outline
untuk bahan pembicaraan kita di depan. Terutama untuk mata kuliah
Speech, ada tantangan lainnya, yaitu dosennya selalu meminta kami
lebih banyak membaca.
Saya
sih suka membaca. Banyak kok buku yang sudah saya baca walaupun jauh
lebih banyak lagi buku yang belum saya baca. Beberapa hasil unduhan
sudah saya cetak sendiri dan jilid hardcover sehingga menjadi buku
yang bagus. Sampai akhirnya untuk tugas berikutnya saya menemukan
buku resep slow cooker. Tadinya saya mencari tentang buku resep
masakan saja sih sebenarnya. Nggak paham banget juga tentang berbagai
teknik masak.
Slow
cooker membuka wawasan saya tentang dunia masak. Walaupun ada juga
buku lain yang saya temukan, mengenai makanan mentah yang tentu saja
bertolak-belakang dengan slow cooker ya. Tapi saya akan baca keduanya
dan memutuskan mengambil pemahaman yang mana soal makanan meskipun
pada akhirnya saya tetap akan jauh lebih mempertimbangkan selera
suami dan anak saya. Karena memang saya akan memasak untuk mereka
bukan?
Namun
tak ada salahnya menambah pengetahuan dengan lebih banyak membaca
bahkan yang saling bertentangan sekalipun. Oiya saya juga menemukan
buku elektronik Islam In Focus yang bisa saya jadikan acuan untuk
belajar Islam lebih banyak. Gara-gara banyak nonton video tentang
orang yang masuk Islam, akhirnya mengantarkan saya pada satu
pemahaman bahwa untuk memahami Islam yang harus saya lakukan adalah
membaca Al-Qur'an lebih banyak (terutama artinya) dan buku-buku yang
mengajarkan segala hal tentang hidup ini berdasarkan jalan Islam.
Padahal
saya sudah lahir dan membesar sebagai seorang muslim tapi rasanya
pengetahuan saya tentang Islam masih cetek sekali. Masih dangkal.
Begitu juga tentang banyak hal lain di dunia ini. Semua itu hanya
bisa saya tembus dengan memperkaya diri saya dengan pengetahuan yang
saya dapatkan dari buku yang saya baca.
Bagaimana
mungkin nanti saya mampu menghasilkan tulisan yang 'kaya' kalau saya
sendiri sangat miskin dengan ilmu pengetahuan yang ada di muka bumi
ini?
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).