Sekarang
me time saya adalah bisa duduk di depan PC lalu menulis
sebanyak-banyaknya yang saya bisa. Sebab sekarang ini PLN sesuka hati
memutus listrik dan membuat saya hanya bisa menggunakan ponsel buat
mengetik. Tapi ya nggak bakalan bisa sebanyak mengetik menggunakan
PC. Apalagi keyboard PC sudah pas banget di tangan saya. Berharap
bisa menyolokkan keyboard PC ke android deh. Sayangnya kemaren pas
nyobain kabel OTG ternyata smartphone saya nggak bisa. Sayang banget
kan? Kalo bisa saya kan nggak perlu nyalain PC cuman buat mindahin
data, tinggal beli harddisk external lalu colokin aja ke hp.
Saya
butuh piknik sih sebenarnya. Tapi tahun pertama Raza kayaknya nggak
bakalan bisa memikirkan soal liburan. Apalagi sampai ke luar kota.
Palingan saya hanya bisa menikmati video Youtube yang saya suka
sambil berbaring menyusukannya sampai kami berdua tertidur.
Menyenangkan sih sebenarnya setelah menjadi ibu. Saya jadi punya
semangat baru yang tak terbendung saat melakukan sesuatu.
Tapi
ya itu suka dilema kalau sudah berkaitan dengan anak, pekerjaan, dan
diri sendiri. Saya jadi ingat kata-kata Mbak Temi (atasan saya di
Radio Volare) yang mengatakan bahwa saya harus menikmati masa single
saya sebelum saya punya tanggung jawab lain. Jadi buat yang sekarang
lagi galau nggak punya pasangan. Tingkatkan produktivitas di bidang
yang kamu suka sampai kamu akhirnya kekurangan waktu bahkan untuk
memanjakan diri sendiri.
Pijit
di Nakamura kayaknya bakalan enak banget nih. Soalnya sudah lama
sekali nggak pijit di sana. Ingin membawa serta kedua ibu saya. Umak
dan mertua. Dua perempuan yang menguatkan saya dalam berbagai hal
dengan cara mereka masing-masing. Saya beruntung. Terlalu beruntung
bisa menjadi anak dan menantu mereka.
Me
time saya ya di rumah aja sekarang. Bisa menulis sepotong dua potong
artikel lalu menyusukan anak kembali yang sebentar lagi berusia 6
bulan. Begitu cepat waktu berlalu saat sudah menjadi seorang ibu.
Padahal beberapa bulan sebelumnya saat berjuang di ranjang
melahirkan, waktu begitu lambat bergerak. Lima menit serasa 5 jam.
Satu hal yang saya terus katakan pada diri saya waktu itu, bahwa ini
akan segera berlalu. Sebentar saja. Nggak akan lama. Untungnya hanya
butuh 24 jam.
Nggak
kebayang kalau sampai membutuhkan waktu 3-4 malam. Semalaman saja
saya sudah teriak-teriak mau nyerah. Apa kabar ibu saya saat
melahirkan saya hampir 30 tahun yang lalu ya? Ternyata saya sudah
menua. Harus lebih banyak bersujud di sajadah nih.
Padahal waktu pertama kali belajar menulis, saya masih duduk
di bangku SD dan menulis menggunakan kertas yang saya punya. Kadang
pulpen macet. Belum lagi gangguan lainnya.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).