Di
kamar saya sekarang banyak sekali tempelan kertas yang isinya adalah
deadline dan juga jadwal pekerjaan yang harus saya selesaikan. Mirip
dengan wallpaper abstrak tapi nggak jelas mau dibawa ke mana arahnya.
Sehingga saya bakalan lebih suka orang nggak masuk ke sini dan
melihat semua tempelan tersebut. Tapi ya hidup memang penuh dengan
tanggung jawab yang harus diselesaikan. Apalagi saya sudah banyak
sekali mengabaikan blog ini dan membuat beberapa postingan tertunda.
Harusnya saya bisa menyelesaikan lebih banyak. Nggak aneh kemudian
pengunjungnya menurun jauh sekali dibandingkan dulu.
Saya
ingat betul dulu, tepatnya tahun 2013, blog ini bisa mendapatkan
pengunjung 1.000-2.000/hari. Bahkan pernah lebih dari itu. Itu karena
saya konsisten sekali mengisinya. Terus saya juga belum menikah.
Belum punya anak juga tentunya. Tinggal di kantor. Sehingga saya
punya banyak sekali waktu yang bisa dihabiskan hanya untuk menulis.
Dulu saya sampai heran ada orang yang tak bisa mengisi blognya setiap
hari. Sekarang saya mengalaminya. Walaupun bedanya adalah saya akan
menulis lebih banyak besoknya dan mengisi kekosongan itu dengan
tulisan yang kelebihan saya buat.
Menikah
bukan alasan saya sih sebenarnya. Memang setelah menikah saya jadi
kurang bisa mengatur waktu lebih baik. Itu sebabnya saya membuat
banyak sekali tempelan di kamar yang disebut sebagai wallpaper oleh
keponakan suami saya. Kalau nggak ditempel seperti itu ya bakalan
nggak ingat sama apa yang harus dilakukan. Lebih suka berbaring dan
tertidur di samping anak lelaki saya yang semakin membesar.
Apa
yang akan terjadi ya kalau dia sudah bisa bicara dan usianya sudah
setahunan. Dia bisa saja ikut duduk bersama saya di depan PC dan
memperhatikan apa yang saya kerjakan. Ah sudah tak sabar menunggunya
lebih besar dan mengajaknya menulis bersama. Setidaknya saya akan
punya seorang asisten lagi.
Deadline
begitu banyak yang harus diselesaikan. Namun kalau saya tidak
buru-buru menulisnya satu demi satu tak akan ada yang benar-benar
selesai. Seperti novel-novel yang selama ini hanya ada dalam kepala
saya. Ah saya kurang produktif buat bagian itu sekarang. Padahal dulu
menerbitkan banyak novel selalu menjadi impian saya yang saya jaga
baik-baik. Saat SMA dulu bahkan saya punya buku tulis tebal yang
isinya cerita-cerita imajinasi saya.
Imajinasi
yang berbeda jauh dengan teman-teman saya sehingga saya tak punya
banyak teman di sekolah. Hanya beberapa teman baik yang sampai
sekarang masih berhubungan lewat sosial media atau lewat telepon.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).