Duduk
di kursi. Mata menatap komputer. Tangan menari di atas keyboard yang
diletakkan di atas meja kayu yang besar. Penuh dengan kertas
berserakan. Telinga mendengarkan lagu. Tekun menulis banyak postingan
sampai larut malam. Setelah punya meja besar dan harus duduk di kursi
yang bisa diputar 360 derajat saya baru merasa 'bekerja'. Selama ini
saya memang duduknya di tempat tidur bahkan di lantai untuk menulis.
Tidak terpikir untuk punya meja 'kantoran'.
Beberapa
hari duduk di kursi begini membuat saya merasa saya berada di kantor
beneran. Ternyata nggak buruk banget sih. Itu karena kantornya di
kamar kali ya. Nggak kebayang kalo berada di balik meja kantor sebuah
perusahaan. Palingan saya harus pasang headset selama berada di
'kantor' saya ini supaya konsentrasi nggak buyar oleh suara-suara
aneh. Tapi ujung-ujungnya tetap buyar saat si Raza butuh minum.
Hampir setiap sejam sekali dia akan menangis dan minta susu selama
tidur. Bahkan tak jarang dia meminta setiap setengah jam sekali.
Berat
sih memang ya mengerjakan banyak hal sementara punya bayi yang masih
menyusu. Tapi mau nggak mau tetap harus dijalani karena tak ada yang
bisa saya lepasan seutuhnya. Apalagi Raza bukanlah sesuatu yang bisa
saya jadikan hal nomor dua.
Dulu
belum selelah ini untuk sekadar menulis dan menyelesaikan pekerjaan
online lainnya. Jadi sekarang baru terasa benar-benar bekerja karena
memang sangat melelahkan menjalani semuanya secara sekaligus.
Walaupun sudah ada suami yang menyelesaikan urusan di luar sana yang
tak bisa saya kerjakan sendiri. Namun berpikir juga butuh tenaga.
Kadang sampai terserang migrain kalau sudah terlalu lelah tapi tetap
memaksakan diri untuk bekerja.
Dari
semua hal itu saya masih bisa mengatakan, saya beruntung tidak
bekerja di perkantoran yang menuntut saya harus bekerja dari jam 7
atau 8 pagi kemudian pulang sore hari. Nggak kebayang bagaimana
mengatur waktu dan meninggalkan Raza sampai lebih dari 4 jam. Selama
kuliah saja saya masih kepikiran tentang Raza. Bagian baik lainnya
juga dia lahir mendekati jadwal ujian akhir sehingga setelah itu saya
bisa libur akhir semester bersamanya beberapa bulan.
Supaya
lebih terasa bekerja kayaknya saya harus membuat jadwal kerja yang
harus saya patuhi setiap hari. Soalnya saya masih terlalu banyak
berkompromi dengan diri sendiri. Padahal saya tahu banyak sekali yang
harus saya tuntaskan. Namun gagal saat saya tenggelam dalam bantal
dan tertidur seperti siang tadi. Ya memang saya butuh istirahat juga
sih. Soalnya saya bukan orang yang terbiasa tidur siang. Kalau ada
waktu saya sampai jatuh tertidur, itu artinya saya butuh tidur
sekali.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).