Anak
adalah peniru yang paling ulung. Kalau yang ditirunya baik sih nggak
masalah ya tapi kebayang nggak dia meniru hal yang buruk. Jangan
sampai deh ya dia menjadi peniru untuk hal yang tidak baik. Saya sih
bukanlah orang tua yang punya banyak pengalaman tetapi saya punya
banyak pengalaman sebagai anak. Sebagai peniru. Saya beruntung
mendapat contoh yang sangat baik dari orang tua saya. Walaupun
disamping itu ada juga hal buruk yang saya lihat yang tidak saya
contoh, karena sekarang saya sudah bisa memilah apa yang buruk dan
apa yang baik.
Ngomong-ngomong
soal anak, saya tentunya ingin menjadi contoh yang terbaik buat Raza.
Walaupun saya tahu saya bukanlah orang yang sempurna untuk
dijadikannya contoh. Ya seenggaknya dia memiliki nilai kebaikan yang
melebihi rata-rata dibandingkan anak seusianya sudah cukup
menyenangkan sih sebenarnya.
Ada
hal yang cukup mengganggu saya beberapa waktu terakhir ini. Tentang
ana-anak yang memperlakukan orang tuanya dengan tidak seharusnya.
Ingin sekali rasanya saya mendatangi rumah orang tersebut dan
membantunya pergi ke panti jompo saja. Dibandingkan harus dirawat
oleh anaknya yang tidak memperlakukannya secara manusiawi.
Mohon
maaf, saya kurang bisa menerima orang yang mengeluh tentang orang
tuanya. Orang tua kita sudah banyak sekali melakukan hal yang baik
untuk kita. Merawat kita sejak kecil. Sampai akhirnya kita mampu
berdiri di atas kaki kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Lalu apa
yang bisa kita berikan untuk membalas itu semua? Haruskah kita
mengeluh?
Lalu
saya melihat orang yang punya anak juga yang sudah cukup dewasa.
Sepertinya anaknya akan melihat bagaimana orang tuanya memperlakukan
nenek atau kakeknya. Tahu nggak bagaimana kita memperlakukan orang
tua kita, itu yang akan ditiru oleh anak kita nantinya. Dia akan
memperlakukan kita sesuai dengan perlakuan yang kita berikan pada
orang tua kita. Mengerikan bukan? Kebayang nggak kalau kita
memperlakukan ayah dan ibu kita dengan buruk. Apa yang kita tanam
itulah yang akan kita tuai.
Saya
senang sekali ketika melihat Umak saya memberikan banyak hal untuk
Uwan (nenek) saya di kampung sana. Bagaimana Umak memperlakukan Uwan
saya akan saya ingat baik-baik. Kalau diberikan kesempatan saya ingin
memperlakukan Umak saya melebihi dari yang Umak saya lakukan untuk
Uwan saya. Bukan supaya Raza memperlakukan saya seperti itu nantinya.
Namun karena saya tahu, seisi dunia ini tak akan mampu membayar apa
yang sudah saya ambil dari Umak dan Abah saya.
Masih
berpikir harus pamrih dengan orang tua? Merasa belum cukup banyak
mengambil darinya? Mampukah kita membayar semua hutang itu nantinya?
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).