Masih
ngomongin soal sosial media yang sekarang ini memang sudah menjadi
bagian hidup kita. Bukan sekadar penunjang lagi. Secara online,
sosial media menjadi tempat untuk orang lain mengenal kita secara tak
langsung dari tulisan yang kita posting atau juga dari foto yang kita
bagikan.
Dulu
saya sering kok mengeluh di sosial media. Sekarang sih sudah nggak
pernah deh kayaknya mengeluh soal kehidupan pribadi. Pertama
alasannya malu, tahu diri dengan umur yang sudah tak muda lagi.
Apalagi di sosial media saya isinya juga bukan hanya teman-teman yang
bisa jadi tempat bercerita melainkan juga berisi dosen atau guru saya
sekolah dulu. Agak nggak sopan kayaknya menuhin status dengan keluhan
melulu.
Keluhan
juga bisa memberikan energi negatif buat sebagian orang yang membaca
status yang kita buat. Tentunya tak ada orang yang ingin ketularan
energi negatif bukan? Setiap orang ingin bahagia. Jangan sampai
status yang kita buat malah membuat orang lain risau atau galau. Bisa
jadi kan status yang kita bagikan seakan-akan mewakili perasaan orang
lain. Ujung-ujungnya yang baca ikut-ikutan mengeluh.
Mengeluh
di sosial media juga terlihat membuat kita ingin dikasihani oleh
orang lain. Saat ada yang terganggu dengan kita yang 'memelas' di
sosial media itu memberikan gangguan lo buat orang lain.
Jangan
mentang-mentang yang punya akun adalah kita, jadi sah-sah saja buat
kita menumpahkan apa pun di sana. Sosial media sama aja kayak
kehidupan nyata. Punya aturan main. Kita mengganggu orang lho dengan
status kita, apa pun isinya, nah minimalkan gangguan itu dengan
energi yang positif. Sehingga orang lain yang membacanya nggak jadi
negatif.
Saya
jadi ingat dengan seorang teman yang sekarang sudah saya unfollow di
facebook. Hampir setiap hari dia mengeluh di sosial media,
seakan-akan dirinya adalah orang yang paling malang di dunia ini.
Kayaknya dunia bakalan berakhir buat dia besok. Awalnya orang akan
memahami saat tahu dia baru saja kehilangan orang tuanya. Tapi apa
hanya dia di dunia ini yang kehilangan orang tua? Apa hanya dia yang
butuh berjuang di dalam hidup?
Semua
orang punya masalah dengan kehidupannya masing-masing. Jadinya agak
menyebalkan saat kita tidak bersyukur dengan apa yang kita punya
malah terus-menerus membagikan energi negatif dengan mencari
perhatian banyak orang dan menunjukkan betapa kasihannya diri kita.
Apakah menyenangkan dikasihani? Saya rasa lebih baik saya yang
mengasihani orang lain daripada sebaliknya. Sebab tangan di atas
selalu lebih baik dari yang ada di bawah.
Sosial
media, adalah satu di antara banyak cara kita untuk berkomunikasi
dengan orang lain menggunakan sarana yang kita punya, entah itu komputer atau smartphone. Manfaatkan dengan cara yang positif bukan hanya
dengan keluhan yang memelas seperti itu. Mengingat sekarang ini yang kita cari pertama kali adalah gadget ketika bangun tidur, bukannya mematikan jam weker yang nyaring sekali bunyinya sejak sejam sebelumnya.