Mungkin
mereka lupa bahwa segunung uang itu tak akan dibawa mati tapi mampu
membawa mereka ke neraka. - Rohani Syawaliah, blogger anti koruptor.
Sejak
awal menuliskan tentang koruptor saya memang sudah membahas berbagai
jenis hukuman yang ingin saya berikan pada koruptor di negeri ini.
Walaupun saya tahu bahwa pengadilan Allah nantinya akan jauh lebih
adil dan memberikan hukuman yang sesuai dengan yang telah kita
lakukan di dunia ini. Saya juga insan yang tak luput dari dosa. Namun
saya dan kalian yang membaca ini yang tidak melakukan tindak pidana
korupsi berbanggalah karena kita tidak semiskin itu sampai harus
menggelapkan uang negara.
Namun
yang paling lucu membahas soal koruptor adalah betapa mereka masih
dengan bangganya membusungkan dada setelah ketahuan mencuri uang dari
negara kita ini. Mereka bahkan lebih rendah dari pengemis yang ada di
lampu merah. Bedanya hanya mereka naik mobil mewah saja dan mencuri dengan
jas-jas mereka.
Kadang
ingin sekali membalas orang yang sombong dengan harta korupsi itu
dengan membuka aib mereka selebar-lebarnya. Memberitakan kepada dunia
berapa banyak istri bapaknya di luar sana yang tak terendus negara.
Berapa jumlah anak yang harus lahir tanpa status yang jelas dari
rahim-rahim perempuan simpanannya. Berapa banyak perempuan yang rela
ditiduri oleh laki-laki yang membawa uang hasil tipu-tipu ini?
Apalagi
ada seseorang yang sangat saya kenal keluarganya, melakukan tindakan
korupsi, hamili perempuan sana-sini, masih seenak jidatnya suka
menghina orang lain. Untung saya masih mengingat mati. Ingat bahwa
dunia ini hanya sebentar. Tak ada yang bisa memberikan bantuan pada
kita selain amal saat di alam kubur nanti. Waktu yang diberikan terus
berkurang. Jika yang ingin kita lakukan hanya membuka aib koruptor
ini kepada keluarganya dengan niat supaya keluarga mereka hancur, itu
nggak ada manfaatnya buat kita.
Dia
punya banyak istri simpanan? Ya cukup tahu saja. Dia beli properti
dari uang korupsi? Ya cukup tahu saja. Punya nomor hape perempuan
yang dia tiduri sampai menghasilkan anak? Ya cukup tahu saja.
Keluarga mereka sudah hancur tanpa perlu kita mengotori tangan dan
mulut kita untuk menghancurkannya lagi. Mereka buta karena harta.
Berbahagialah
kita yang punya suami yang setia. Anak-anak yang lahir dari
pernikahan bukan di luar pernikahan. Bersenang-senanglah dengan
rezeki halal yang kita miliki. Sebab ketika harta yang kita berikan
untuk keturunan kita adalah dari hasil korupsi, tidak ada keberkahan
di dalamnya. Kita hanya tokoh pewayangan di negeri penuh koruptor ini.