Saat
Umak menuliskan surat ini usiamu sudah lewat dari 3 bulan. Lewat
beberapa hari. Setiap hari selalu menjadi pengalaman yang baru untuk
kita berdua. Kita banyak belajar tentang hubungan ibu dan anak.
Bahkan Umak sudha membuat perencanaan masa depan. Bagaimana nantinya
menjadi guru untukmu. Bagaimana nantinya Umak akan mengajarimu banyak
hal. Paling penting adalah bagaimana caranya kita belajar sesuatu
dengan sangat menyenangkan.
Sebab
Umak pernah menjadi seorang anak juga. Dulu belajar itu hal yang
sangat membosankan di sekolah. Di rumah juga tak ada yang mengajari
Umak secara khusus untuk menyelesaikan pekerjaan rumah atau tugas.
Tak ingin melihatmu menjadi anak yang enggan belajar karena metode
belajar yang salah dari sekolah atau terlalu keras mendidikmu.
Kita
akan belajar dengan sangat menyenangkan. Banyak hal yang akan kita
baca bersama. Buku akan menjadi sahabat kita. Oiya Umak masih belum
punya kindle walaupun sebenarnya sangat ingin punya satu supaya bisa
menyediakan banyak buku elektronik untukmu. Supaya kita bisa
membacanya bersama-sama. Menemukan hal baru lalu membuat banyak benda
kreatif lainnya.
Sekarang
Umak hanya bisa bersabar menunggu. Menunggu kamu lebih besar. Menjadi
anak yang periang dan tak ingin memukulmu. Mendewasakanmu tentang
kehidupan yang sebenarnya. Lalu membuat dirimu bangga punya Umak yang
seperti ini. Ingin menjadi sahabat terbaikmu sepanjang masa. Tempat
kamu melabuhkan duka lara dan suka cita.
Dulu
hanya bisa membayangkan suatu hari akan memilikimu tanpa tahu
bagaimana bentuk wajahmu yang sebenarnya. Sekarang kamu sudah ada di
sini. Menemani hari-hari Umak selanjutnya. Seisi dunia ini tak ada
lagi harganya jika dibandingkan dengan senyumanmu, sebab kamulah
harta Umak yang paling berharga. Tak bisa ditukar dengan apa pun
juga. Kamu membuat Umak merasa menjadi orang yang paling kaya di
dunia ini hanya dengan memilikimu.
Raza,
anakku. Tumbuhlah yang sehat, jadilah anak yang baik. Itu saja. Tak
banyak yang Umak minta. Cukup menjadi orang yang baik saja bagi seisi
dunia ini.