Nah
selain kue putri salju yang sudah saya ceritakan di postingan
sebelumnya, ada lagi nih kue kering kesukaan saya saat lebaran. Kue
nastar. Kalau kue nastar ini memang kesukaan saya sejak kecil dulu.
Umak di kampung suka menyediakannya. Bentuk yang dia pilih adalah
yang seperti keranjang mini. Saya sampai berpikir bahwa bentuk nastar
memang harus seperti itu. Padahal tidak ya? Semakin banyak mampir ke
rumah orang saat lebaran saya menemukan banyak sekali bentuk nastar.
Bahkan ada yang suka menyelipkan cengkeh di setiap nastar yang
dibuatnya. Sehingga nastarnya ada aroma cengkehnya juga. Saya sih
kurang suka yang ada aroma cengkehnya. Lebih suka yang benar-benar
aroma nanas saja.
Dulu
waktu kecil saya sering membantu ibu saya membuat kue nastar bersama
saudara perempuan saya yang lain. Sekarang sih Umak lebih suka
membeli kue kering di pasaran dibandingkan membuat sendiri. Soalnya
bikin sendiri butuh waktu yang cukup panjang dan dia lebih suka
menghabiskan waktu luangnya untuk mengerjakan hal yang lain. Dulu
barangkali Umak masih senang memasak bersama kami semua. Sekarang
anak perempuannya tak ada yang berada serumah dengannya. Tinggal dua
anak laki-lakinya saja.
Saya
ingat betul proses awal membuat kue nastar. Dimulai dengan membuat
selainya terlebih dahulu. Memarut nanas yang sudah dikupas. Lalu
nanas tersebut dimasak bersama gula hingga menjadi selai. Semakin
sedikit kandungan air di dalam selai nanas ini semakin baik karena
akan menambah masa aktif selai tersebut. Nggak cepat rusak selainya.
Saya
juga ingat cetakan kecil yang digunakan Umak untuk membuat nastar
tersebut. Saya rindu sekali dengan masa-masa tersebut. Umak, kakak
sulung saya, saya, dan adik perempuan saya, kami berempat akan
membuat kue kering tersebut bersama-sama sebelum lebaran tiba. Dari
banyak kue kering yang pernah kami buat, saya pikir kue nastar adalah
kue kering paling enak yang ada saat lebaran. Mungkin karena kenangan
yang ada di dalamnya, dalam setiap kue itu ada kerja keras kami.
Kebersamaan di tengah keluarga yang sangat saya rindukan. Meskipun
sekarang saya sendiri sudah punya keluarga baru, tapi rasanya ingin
mengulang masa-masa dulu yang pernah ada. Padahal hanya kue nastar
tapi rasanya kue nastar yang dulu itu memang kue nastar kenangan. Kenangan yang
tak bisa dilupakan begitu saja setelah sekian tahun berlalu.