Kayaknya
saya beneran deh suka sama khimar. Walaupun bukan barang baru lagi
sih di dunia fashion muslimah. Sebab sudah banyak sekali yang
menyediakan pilihan khimar dengan beragam warna dan motif yang
menarik. Untuk ibu menyusui seperti saya tentunya mengenakan khimar
jauh lebih praktis dibandingkan pashmina yang setahun terakhir ini
menjadi andalan saya untuk menutup aurat. Terutama pashmina yang
berbahan satin. Selain kesannya mewah, bahan satin juga lembut, tidak
tembus pandang, tapi juga tidak membuat gerah.
sekarang memang mudah
sekali bagi setiap muslimah memilih penutup kepala yang sesuai dengan
keinginannya di pasaran.
Khimar
yang beredar di pasaran juga sesuai dengan yang saya suka. Menutup
hingga dada dan tidak menerawang. Apalagi kalo khimarnya berwarna
pastel. Aduh itu bikin mupeng banget deh. Warna pastel nggak akan
bikin mata sakit dan memberikan kesan yang sangat manis deh. Khimar
yang ada sekarang juga sudah macem-macem modelnya. Bahkan ada yang
menggunakan gesper dan perpaduan bahan polos dan bermotif sehingga
memberikan kesan yang tidak terlalu ramai juga tidak terlalu sepi.
Memberikan
khimar sebagai hadiah lebaran untuk Umak dan mertua juga bagus nih.
Soalnya setiap kali saya membelikan mereka pashmina pasti
ujung-ujungnya hanya disimpan di dalam lemari. Iya sih memang kurang
praktis walaupun bagus. Mereka lebih sering terlihat mengenakan
jilbab instan dibandingkan jilbab yang saya berikan. Kemungkinan
besar mereka tidak akan keberatan mengenakan khimar untuk acara-acara
formal karena lebih praktis untuk dikenakan.
Saya
sendiri sekarang saja lebih suka mengenakan jilbab instan
dibandingkan harus menggunakan pashmina. Memang beda ternyata setelah
memiliki bayi dengan tidak. Jangankan menggunakan pashmina kebanggaan
saya selama ini. Mengenakan make up aja sudah tak saya lakukan
sekarang. Padahal biasanya suka tak percaya diri kalau ke mana-mana
nggak pake make up. Selain itu jualan khimar di Pontianak juga bisa
nih jadi lahan bisnis baru.
Soalnya
kebanyakan yang memproduksi khimar bukan dari Pontianak. Palingan
Jakarta atau Bandung yang banyak sekali mengeluarkan produk
fashionnya. Kalau nggak bisa produksi sendiri ya nggak masalah,
setidaknya bisa memperdagangankannya. Di Pontianak juga harga produk
fashion cukup tinggi, jadi lumayan nanti keuntungannya bisa buat
tambahan uang belanja. Hehehe...
Gimana
dengan teman-teman sendiri, ada yang bekerja di bidang produksi
khimar atau sama seperti saya yang hanya menjadi penyuka khimar?