Sebenarnya
sih tahun ini saya absen puasa, tapi tetap saja suasana bulan
Ramadhan terasa sekali karena di rumah semuanya berpuasa kecuali saya
dan dedek bayi yang setiap jam menyusu. Banyak banget yang saya
rindukan selama bulan puasa ini. Seandainya bisa diputar kembali,
saya ingin kembali ke bulan puasa saat saya masih duduk di bangku
sekolah dasar dulu. Saat saya masih bisa berkumpul bersama Uwan dan
Aki di kampung sana. Setiap sore mengantar sepiring kue buatan Uwan
ke rumah tetangga lalu tebak-tebakan di rumah, balasan dari tetangga
kue apa.
Apalagi
di penghujung masa sekolah dasar saya ada beberapa tetangga baru yang
tinggal di dekat rumah Uwan sehingga ada variasi kue lainnya yang
muncul saat bulan puasa tiba. Dulu masih banyak yang suka barter kue.
Sekarang sudah jarang sih ya. Apalagi kebanyakan orang lebih suka
membeli kue saja dibandingkan harus capek-capek membuatnya.
Saya
ingat betul suasana saat masih kecil dulu. Setelah salat maghrib,
kami akan makan besar bersama. Karena sebelumnya hanya minum dan
makan kue. Nah setelah makan biasanya godaan untuk tidak pergi
taraweh semakin besar. Pengen nonton televisi aja di rumah sambil
tiduran karena kekenyangan. Tapi tetap dipaksakan pergi karena ada
absen taraweh yang harus diisi dan dibawa ke sekolah. Untungnya
masjid dekat dari rumah. Nggak kebayang kalau masjid jauh, semangat
setengah-setengah, belum lagi cuaca yang bisa jadi nggak mendukung.
Paling
sering yang tanda tangan di buku absen taraweh saya dulu ya Aki saya
sendiri. Sebab dia sering menjadi imam taraweh. Tidak tahulah
sekarang bagaimana keadaan anak sekolah di SD saya dulu. Rindu sekali
dengan itu semua. Sudah belasan tahun berlalu dan ternyata saya masih
ingin berada di masa tersebut. Terlalu banyak hal berharga yang
sekarang hilang dari kehidupan saya dan digantikan dengan hal
berharga yang lain.
Sekarang
saya sudah punya suami dan anak. Setiap bulan puasa, merekalah yang
akan mengisi kenangan berikutnya yang akan saya rindukan di masa
depan saat kami menua dan anak-anak kami sudah dewasa.