Along sebenarnya bukan nama anak saya. Itu panggilan buat anak sulung di kampung saya. Nah karena saya tak terlalu berminat menulis nama lengkap anak saya di sosial media, saya suka menyebutnya 'Along' saja. Selain menutupi nama aslinya, ini juga untuk menunjukkan dia anak sulung saya. Apalagi dia adalah anak tertua nanti di keluarga saya. Tentunya sapaan begini sangat penting untuknya.
Dia sangat mirip dengan Abahnya. Hampir tak ada yang mirip dengan saya. Kecuali cara bersinnya. Dia mudah sekali bersin. Sama dengan saya. Tak terbayangkan bagaimana nantinya dia sudah besar dan selalu bersin di tempat umum. Setidaknya jangan sampai dia bersin sekeras Umaknya sih.
Dia lahir dengan persalinan normal. Alhamdulillah. Banyak sekali perempuan menginginkan kelahiran normal, tetapi karena kondisinya harus dioperasi. Walaupun saya harus merasakan sakit yang luar biasa selama induksi. Itu sakitnya bukan main. Saya sampai cukup mengejan tiga kali, anak saya langsung brojol.
Ketika melihat wajahnya untuk pertama kalinya dan mendengar tangisannya, dunia ini jadi terlihat berbeda. Saya merasakan apa yang Umak saya rasakan dulunya sewaktu melahirkan anak-anaknya. Tak terbayangkan lagi semua pengorbanan yang dilakukannya untuk kami semua.
Anak pertama saya ini mengajarkan saya tentang banyak hal walaupun usianya baru belasan hari. Terutama tentang cinta....