Setiap
kali saya merasakan tendangan dari dalam perut saya, hanya bisa
mengusapnya sambil mengatakan kepadanya untuk bersabar. Sebab
sekarang saya sedang mengikuti ujian tengah semester. Sayang sekali
harus ikut ujian susulan karena melahirkan. Walaupun saya tahu, kalau
Tuhan sudah menghendaki saya untuk melahirkannya hari ini pun, mau
tidak mau saya harus siap. Mengeluarkannya dari rahim saya yang
menampungnya selama lebih dari 8 bulan ini. Prakiraan dokter sih
tanggal 20 Mei nanti. Masih cukup waktu untuk ujian dan pengambilan
nilai tugas beberapa mata kuliah. Semoga saja saya mampu melewatinya
dengan baik.
Sebenarnya
sih akan lebih melegakan melahirkan lebih cepat dibandingkan harus
membawanya berangkat ujian ke kampus karena jujur saja, ukurannya
semakin besar. Tentu saja semakin menyulitkan untuk bergerak. Belum
lagi setiap malam saya kurang tidur karena tidak bisa mendapatkan
posisi yang nyaman untuk tidur. Bagian tulang pubis semakin ditekan
dari dalam dan itu sangat menyakitkan. Tulang rawan yang akan menjadi
pintu keluarnya nanti. Ah saya terlampau banyak mengeluh padahal ibu
saya sendiri melahirkan 5 anak secara normal dan tak pernah saya
mendengarnya mengeluh sekalipun.
Apakah
memang anak pertama itu selalu berat?
Saya
hanya ingin di ruang bersalin nanti saya bisa ditemani suami. Dia
sendiri terlihat takut untuk melakukan itu. Apalagi ketika satu di
antara 5 kakak ipar saya sudah ada yang siap menjadi suka relawan
untuk menunggui saya di ruang bersalin. Sepertinya memang suami tidak
akan ikut menunggui di dalam sana. Hanya berada di luar sampai
anaknya keluar dan menangis untuk pertama kalinya. Entahlah... mana
yang baiknya saja sih.
Kaki
saya semakin sering bengkak dan agak sakit. Untungnya tujuh bulan
pertama kaki saya tidak mengalami pembengkakan sehingga hanya
akhir-akhir ini saya semakin tersiksa dengan kaki bengkak ini. Belum
lagi bangun tidur yang harus dibantu untuk bangkit dari tempat tidur.
Sabar harap bersabar. Itu saja yang bisa saya katakan pada diri saya
sendiri. Mengingat anak ini akan menjadi bagian paling penting dalam
karier saya sebagai seorang ibu.