Rasanya
saya sudah tak bisa menghitung berapa banyak mimpi buruk yang saya
alami selama hidup di dunia ini. Buat saya mimpi buruk hanya ada satu
jenis. Memimpikan kakak sulung saya. Anehnya saat tidur siang pun
saya bisa mendapatkan mimpi tentangnya. Apakah saya terus memimpikan
dirinya karena saya 'melarikan' diri dari kenyataan bahwa dia kakak
sulung saya? Karena saya memutuskan untuk tidak lagi bertemu
dengannya di dunia ini? Bukankah memang itu yang sebenarnya terbaik
bagi saya dan tentunya bagi dirinya.
Tak
dapat saya bayangkan jika dia tak ada lagi di dunia ini. Bisa jadi
mimpi buruk itu semakin terasa buruk lagi. Semasa dia hidup saja
memimpikan dirinya sudah cukup buruk apalagi kalau memimpikan dirinya
yang sudah mati.
Sebenarnya
saya sangat kasihan dengan kehidupannya yang seaka tak punya tujuan.
Tak punya teman. Tak punya pasangan hidup. Apalagi keturunan. Semua
orang menjauh darinya. Sebab sifatnya yang sangat buruk. Tapi mau
bagaimana lagi? Mau sebaik apa pun kita terhadapnya dia tidak akan
berubah dan itu menyebalkan. Setiap orang punya batas kesabarannya
masing-masing. Bahkan ibu saya sendiri sudah tak sanggup untuk hidup
satu atap dengannya.
Usianya
sudah lebih dari 32 tahun tapi tak sedikit pun semua pengalaman yang
dia dapatkan menjadi pembelajaran penting baginya untuk mengubah
sikapnya supaya bisa bersosialisasi dengan baik di masyarakat.
Jangankan untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Di keluarga pun
sulit untuk menerima keberadaannya. Menurut saya kehidupannya sangat
menyedihkan. Sayangnya dia tak menyadari itu sebagai seorang manusia.