Ternyata
setelah 'kapan nikah' atau 'kapan hamil' masih ada pertanyaan yang
cukup mengganggu di dunia ini. 'Kapan lahiran'? Sebenarnya sih
jawaban paling simpelnya 'hanya Tuhan yang tahu'. Tapi nggak enak
juga jawabannya begitu. Mana prakiraan lahirannya ada empat versi.
Tiga versi dari dokter dan satu lagi dari bidan di puskesmas.
Prakiraan bidan ternyata keliru. Mereka memperkirakan 14 April
lahiran dan sekarang hampir sebulan lewatnya saya masih belum
memberikan tanda-tanda akan segera melahirkan.
Dokter
pertama prakiraannya 11 Mei, dokter kedua 16 Mei, dan dokter ketiga
20 Mei. Semuanya memperkirakan bulan Mei saya akan segera lahiran.
Berarti sekarang tinggal menghitung hari saja lagi. Semoga semua
kerjaan sudah selesai dan tentu saja ujian tengah semester juga sudah
kelar. Jangan sampai saya kontraksi pas berada di dalam ruang ujian.
Nggak lucu aja peserta ujian yang lain jadi panik gara-gara saya mau
lahiran kan?
Semakin
ke sini sih panggul semakin sakit rasanya. Dorongan dari dalam
semakin kencang saja. Belum lagi perut juga semakin berat. Tak sabar
mengeluarkan bayi ini dari perut biar lega. Beberapa baju tidur tak
dapat saya pakai karena bagian perutnya sudah tak muat. Belum lagi
pembengkakan di kaki karena saya banyak menulis. Kaki sudah mirip
kaki raksasa aja nih. Perut juga mudah sekali lapar. Padahal sembelit
masih mengganggu pikiran saya. Harus pintar memilih makanan biar
buang air besarnya lancar.
Jadi
kapankah saya akan lahiran sebenarnya? Memang hanya Tuhan yang tahu
kepastiannya. Hehehehe....
Follow @honeylizious