Semakin ke sini kayaknya semakin banyak aja yang ngadain kontes foto. Jurinya entah siapa yang jelas biasanya diadakan di facebook, instagram, atau sosial media lainnya. Awal-awal kemaren sih liat kontesnya di facebook sama instagram yang rame. Apalagi kayak di instagram yang memang khusus buat foto dan video doang. Memang cocok banget buat diisi dengan kontes semacam ini.
Sebenarnya kalau sistemnya kayak giveaway yang diadakan blogger sih, siapa pun yang ngadain, siapa pun jurinya rasanya tak masalah ya. Namun kemudian yang jadi masalah adalah banyak kontes yang hadiahnya tak seberapa tapi mau ikutan musti daftar. Daftarnya sih memang tidak mahal. Biasanya mulai dari 20.000 gitu. Tapi tetep aja duit kan ya?
Kebayang nggak kalau yang ikutan 1.000 orang? Katakanlah memang eventnya bakalan rame banget. Panitia bakalan dapat uang tunai 20jeti. Tinggal sisihkan 5juta buat hadiah, 15jutanya masuk kantong sendiri. Syukur-syukur sih masih disisakan 5juta buat ngasih hadiah ke peserta. Bisa jadi malah hadiahnya total cuman habis 1juta. Sisanya 19juta buat diri sendiri.
Beberapa kontes yang saya perhatikan sih sebenarnya bisa dibuat dan diurus sendiri. Untuk promosi tinggal bikin kategori like terbanyak. Udahlah kita mesti bayar buat ikutan kontes, dimanfaatin pula buat jadi tukang promosi gratis. Makanya nggak perlu repot-repot membayar biaya iklan untuk meramaikan kontes kita. Bahkan banyak kontes yang akan dijalankan kalau pesertanya minimal 50-100 orang. Kalau kuota nggak tercapai tinggal perpanjang masa pendaftaran lagi. Iya kan?
Saya masih respect dengan yang ngadain lombanya pake syarat belanja di toko onlinenya. Istilahnya kalo pas kita emang butuh barangnya kita bisa sekalian ikutan lombanya. Kalau nggak pun nggak ada masalah. Tapi anehnya masih banyak aja yang mau ikutan lomba semacam itu. Apakah kebutuhan kita akan pengakuan sedemikian besarnya? Sampai berusaha mengikuti lomba semacam ini?
Lomba menulis juga ada nih yang kayak gini. Mirisnya lagi hadiah paling gede voucher diskon penerbitan yang hanya bisa digunakan di penerbitan yang ngadain lomba. Oh really? Saya sih nggak bisa bilang mereka menipu ya, karena peserta merasa itu bukan penipuan dan mereka dengan rela bayar uang pendaftarannya. Namun janganlah sampai merugikan peserta yang semangat ikut lomba demi kepentingan pribadi.
Itu aja sih....