Ternyata
banyak sekali yang khawatir melihat saya masih aktif kuliah di
kampus. Masalahnya kalau saya tidak kuliah dan harus cuti saya musti
ngapain di rumah selain tidur? Soalnya tiap berada di rumah saya
hanya menghabiskan waktu di kamar dan tidur. Di kampus sebenarnya
saya cukup mengantuk tetapi inilah cara setidaknya membuat saya tetap
bangun setiap pagi dan berjalan turun naik tangga dengan perut
buncit. Terima kasih banyak buat teman-teman yang mengkhawatirkan
saya yang kuliah dalam keadaan hamil. Tenang, saya juga sudah tahu
rumah sakit yang akan saya tuju untuk melahirkan.
Kebetulan
rumah sakitnya tak jauh dari kampus. Itu sebabnya saya memutuskan
untuk terus menghadiri kuliah sampai akhirnya perut saya sakit dan
mulai ada kontraksi. Semoga tidak saat kuliah berlangsung sih sakit
perutnya. Sebab saya tak ingin membuat seisi kampus panik. Tapi kalau
memang sudah keadaannya demikian mau bagaimana lagi? Ya siapa tahu
memang pas lagi jam perkuliahan saya sakit perutnya kan? Paling nggak
jangan sampai ketuban pecah di kelas deh. Kasihan yang bersihin
nantinya.
Jadi
saya tidak terpikir untuk lebih banyak istirahat di rumah. Bukannya
lebih baik kuliah dan menambah ilmu di kampus. Kalau tak kuliah akan
banyak sekali ketinggalan yang membuat bahasa Inggris saya tak
maju-maju. Padahal saya kan ingin pintar berbahasa Inggris.
Setidaknya bisa menuliskannya dengan baik di blog. Jadi tak
terpatah-patah lagi. Inginnya bisa segera lancar. Butuh waktu sih ya.
Sebenarnya
kalau saya tahu saya mengandung, saya tidak akan masuk kuliah dulu
tahun 2014 kemarin. Saya akan melahirkan bayi ini dulu. Setidaknya
sampai dia berusia 3 atau empat tahun saya baru masuk kuliah. Jadi
tak perlu ada jadwal cuti dan semacamnya. Namun saya pikir apa yang
sudah terjadi tak bisa diulang dan memang sudah ini jalan saya
sebagai seorang ibu dan anak saya nantinya. Semoga saja saya tak
melewatkan banyak hal dalam hidupnya dan bisa menjadi ibu yang baik
selalu untuknya.
Follow @honeylizious