Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali saya bisa menonton serial di RCTI tanpa menggelengkan kepala karena ceritanya yang tak jelas. Tahun 2015 ini dibuka dengan serial Preman Pensiun yang dari iklannya sudah cukup membuat saya penasaran. Saya rasa serial ini akan lumayan menghibur. Setelah menonton beberapa episode ternyata saya salah besar. Preman pensiun bukan lumayan menghibur tetapi sangat menghibur. Seharusnya serial seperti inilah yang diperbanyak di stasiun televisi Indonesia.
Sederhana dan memikat. Tak butuh pemain serial abal-abal. Cukup pemain dengan akting yang natural. Pemain yang saya kenal hanya beberapa orang tetapi saya suka semua akting yang dihadirkan. Bagaimana mereka bermain di dalamnya dengan karakter yang berbeda-beda. Latar Bandung yang kental dengan logat sundanya. Belum lagi iringan musiknya yang khas sekali.
Menyenangkan juga akhirnya ada serial yang bisa bikin ketawa. Apalagi sekarang ini yang ditayang di televisi kebanyakan film siluman modern. Rasanya saya lebih suka film siluman jaman dulu. Walaupun jaman dulu visual efeknya masih jauh dari bagus. Setidaknya kita masih menikmatinya. Berbeda dengan sekarang yang saya sendiri bingung poin yang ingin dicapai sebuah serial tak bermutu itu apa selain rating dan uang?
Mengapa tidak membuat serial yang bernilai. Bukan hanya secara materi tetapi ada nilai yang bisa kita ambil sebagai nilai moral atau bahkan pendidikan. Preman Pensiun, kadang menghadirkan dialog yang sangat dalam. Membuat saya sendiri terdiam. Kesederhanaan sebuah serial yang tak butuh visual efek apa pun mampu membius saya dan suami. Indah sekali.
Tim yang merancang sebuah serial seharusnya sadar hal ini. Sebab ketika yang dikejar adalah kualitas dengan sendirinya rating akan naik dan uang akan banjir. Tak perlu capek mencari pemain yang ganteng atau cantik bahkan terkenal kok. Buktinya Preman Pensiun mampu memenangkan hati banyak penontonnya dengan menghadirkan orang biasa di televisi. Maksud saya orang yang pada umumnya mudah kita temukan di mana-mana. Realistis.
Bukan pemain super cantik atau ganteng yang kadang ada bisa kita nikmati di layar kaca. Preman Pensiun juga tak menghadirkan episode panjang tak ketulungan. Satu serial ini seingat saya hanya 36 episode. Kemudian lanjut ke Preman Pensiun 2. Untuk apa bikin panjang-panjang kalau dikenang orang sebagai serial yang tak kunjung tamat. Walaupun saya yakin Preman Pensiun akan dirindukan banyak orang kalau berakhir cepat.
Dulu yang saya suka serial OB dan Suami-Suami Takut Istri. Pemainnya juga awalnya bukan pemain sinetron yang super terkenal bahkan ada beberapa di antaranya yang tak saya kenal sama sekali. Namun kemudian, perpaduan akting mereka mampu memenangkan hati banyak orang dan menjadi favorit keluarga.
Sekarang Preman Pensiun mengulang dari awal lagi. Jadi buat yang ketinggalan bisa menyaksikannya di RCTI setiap pukul 17.45.
Sederhana dan memikat. Tak butuh pemain serial abal-abal. Cukup pemain dengan akting yang natural. Pemain yang saya kenal hanya beberapa orang tetapi saya suka semua akting yang dihadirkan. Bagaimana mereka bermain di dalamnya dengan karakter yang berbeda-beda. Latar Bandung yang kental dengan logat sundanya. Belum lagi iringan musiknya yang khas sekali.
Menyenangkan juga akhirnya ada serial yang bisa bikin ketawa. Apalagi sekarang ini yang ditayang di televisi kebanyakan film siluman modern. Rasanya saya lebih suka film siluman jaman dulu. Walaupun jaman dulu visual efeknya masih jauh dari bagus. Setidaknya kita masih menikmatinya. Berbeda dengan sekarang yang saya sendiri bingung poin yang ingin dicapai sebuah serial tak bermutu itu apa selain rating dan uang?
Mengapa tidak membuat serial yang bernilai. Bukan hanya secara materi tetapi ada nilai yang bisa kita ambil sebagai nilai moral atau bahkan pendidikan. Preman Pensiun, kadang menghadirkan dialog yang sangat dalam. Membuat saya sendiri terdiam. Kesederhanaan sebuah serial yang tak butuh visual efek apa pun mampu membius saya dan suami. Indah sekali.
Tim yang merancang sebuah serial seharusnya sadar hal ini. Sebab ketika yang dikejar adalah kualitas dengan sendirinya rating akan naik dan uang akan banjir. Tak perlu capek mencari pemain yang ganteng atau cantik bahkan terkenal kok. Buktinya Preman Pensiun mampu memenangkan hati banyak penontonnya dengan menghadirkan orang biasa di televisi. Maksud saya orang yang pada umumnya mudah kita temukan di mana-mana. Realistis.
Bukan pemain super cantik atau ganteng yang kadang ada bisa kita nikmati di layar kaca. Preman Pensiun juga tak menghadirkan episode panjang tak ketulungan. Satu serial ini seingat saya hanya 36 episode. Kemudian lanjut ke Preman Pensiun 2. Untuk apa bikin panjang-panjang kalau dikenang orang sebagai serial yang tak kunjung tamat. Walaupun saya yakin Preman Pensiun akan dirindukan banyak orang kalau berakhir cepat.
Dulu yang saya suka serial OB dan Suami-Suami Takut Istri. Pemainnya juga awalnya bukan pemain sinetron yang super terkenal bahkan ada beberapa di antaranya yang tak saya kenal sama sekali. Namun kemudian, perpaduan akting mereka mampu memenangkan hati banyak orang dan menjadi favorit keluarga.
Sekarang Preman Pensiun mengulang dari awal lagi. Jadi buat yang ketinggalan bisa menyaksikannya di RCTI setiap pukul 17.45.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).