Susah tidur selama kehamilan membuat saya sadar tentang banyak hal. Terutama tentang mudah tidurnya sang suami. Dia hanya butuh 2-5 menit berbaring dan langsung terlelap ke alam mimpi. Lengkap dengan dengkurannya. Padahal rasanya dia sudah banyak tidur siang. Setiap malam seperti itu. Mau dalam keadaan sehat atau sakit, saya iri betul dengan kemampuannya untuk gampang tidur. Terlepas dari dengkurannya yang kadang membuat saya teringat dengan bunyi mesin motor air menuju Jawai.
Sementara saya setiap malam akan menuju alam mimpi setelah berbaring berjam-jam dengan segala tendangan dari dalam perut. Namun setiap dia tidur lebih dulu saya senang sekali memperhatikan matanya yang tertutup rapat dalam keremangan cahaya. Membelai pipinya. Kemudian saya menyadari bahwa saya akan menua dengan laki-laki ini. Satu hal yang luput dari pikiran saya saat menerima lamaran pernikahannya.
Bagaimana bisa saya lupa bahwa kami akan menjadi nenek dan kakek bersama-sama. Membesarkan anak berdua. Menyaksikan rambut kami memutih dimakan waktu. Sama seperti Aki yang menua di sisi Uwan. Saya benar-benar lupa bagian itu. Ketika malam tiba dan saya masih belum bisa tidur baru saya menyadari kenyataan itu. Bahwa pernikahan bukan akhir dari sebuah cinta yang bahagia melainkan awal dari sebuah kehidupan yang sebenarnya.
Apakah saya menyesal menikahinya?
Saya sampai sekarang memikirkan itu berulang-ulang pun selalu bersyukur saya menikahi laki-laki ini. Laki-laki yang suka sekali nonton FTV tapi tak pernah mampu seromantis pemeran pria di dalam FTV tersebut. Laki-laki yang tak banyak bicara tentang dirinya. Kadang saya pikir saya masih tak mengenalinya dengan baik walaupun sudah bersama setiap hari. Bahkan sekarang bagian dari dirinya ada di dalam rahim saya.
Janin ini yang dia tunggu-tunggu. Meskipun dia tak pernah mengatakan ingin saya segera hamil, tapi sekarang saat melihat ekspresinya setiap kali tangannya mengusap perut saya untuk merasakan tendangan sang jabang bayi, saya tahu, dia sudah menunggu sekian lama. Dia sudah siap menjadi seorang ayah untuk anaknya. Anak yang mungkin akan setalkaktif ibunya atau sependiam ayahnya.