Hamil itu menyenangkan. Tak peduli perubahannya menyakitkan sekalipun. Melihat perut yang setiap hari berguncang-guncang karena tendangan dari dalam. Ada rencana mau merekam perut saat sudah 32 minggu usia kandungannya. Biar jadi kenangan saat anak sudah dewasa nanti. Beberapa waktu lalu sempat liat ada yang merekam gerakan anak kembarnya di dalam perut istrinya lalu gerakan video tersebut dipercepat. Gerakannya jadi terlihat sangat jelas. Lucu banget deh.
Saya sendiri tak berniat mengunggahnya ke internet sih. Soalnya perutnya mau direkam secara langsung. Masa pamer udel ke mana-mana? Hehehe...
Sebenarnya sih saya senang hamilnya sekitar 8bulan setelah menikah. Soalnya bukan hal yang baru lagi pernikahan yang tiba-tiba membuat orang berpikiran negatif tentang kita. Walaupun saya nggak peduli banget sih tentang pendapat orang pada saya. Cuma kasihan aja dengan keluarga suami dan keluarga saya kalau sampai ada yang bilang kami menikah karena saya mengandung anak di luar nikah.
Sejak dulu, saya selalu berusaha untuk tidak membuat malu keluarga dengan hamil di luar nikah. Apalagi buntutnya akan panjang juga. Kalau dapatnya anak perempuan kan kasihan, pas anaknya mau nikah jadi ketahuan dia anak luar nikah dari catatan nikah orang tuanya. Soalnya waktu nikah kemarin, saya ditanya anak pertama apa kedua. Ternyata kalau saya anak pertama harus bawa fotokopi buku nikah orang tua. Kalau tanggal lahir saya ternyata tidak sinkron dengan tanggal pernikahan orang tua, saya tak bisa diwalikan oleh abah. Misalnya orang tua baru menikah 5bulan terus saya lahir, itu artinya saya kan anak luar nikah.
Kakak sulung saya sendiri aja lahir setelah orang tua dua tahun menikah. Apalagi saya. Jadi abah yang menjadi wali nikah saya saat itu. Masalah ke depannya bukan hanya dengan manusia di dunia tapi juga masalah di hadapan-Nya. Tanggung jawab pada Sang Kuasa itu yang berbuntut panjang. Apalagi kalau sampai ada yang memalsukan buku nikah hanya demi menjaga nama baiknya dan tak ingin anaknya malu. Itu pastinya buntutnya akan sangat panjang.
Nanti, mau anak yang saya kandung ini perempuan atau laki-laki, dia harus bangga karena dia bukan anak luar nikah.