Entah
sejak kapan manusia semakin mendewa-dewakan uang. Seakan uang adalah
segalanya. Tanpa uang apakah kita tak akan bisa hidup di dunia ini?
Sementara di luar sana ada orang yang memenuhi kebutuhan hidupnya
tanpa memiliki uang. Pasti banyak yang sudah membaca mengenai
perjalanan hidup seorang lelaki yang memilih untuk tidak
menggantungkan kehidupannya pada uang. Jadi orientasinya memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa menggunakan uang sama sekali.
Tahu
Mark Boyle? Coba deh baca Moneyless Manifesto-nya. Saya rasa ini akan
sedikit mengurangi pendewaan kita mengenai uang adalah segalanya.
Sebab kepercayaan ini, menuhankan uang akan membuat kita bertindak di
bawah jajahan uang itu sendiri. Kita menilai segalanya berdasarkan
uang dan tentu saja itu tidak relevan. Tuhan sendiri tidak menilai
kita baik atau buruk dari sebanyak apa uang yang kita punya. Sebab
kalau begitu, surga hanya milik orang kaya saja dong?
Setiap
dari kita, tidak butuh korupsi. Tak perlu melakukannya sama sekali.
Karena korupsi itu sama saja dengan mencuri. Mencuri pada tingkatan
yang kita sendiri rasanya tak akan sanggup menanggung akibatnya.
Bukankah setiap orang yang mencuri harus dipotong tangannya?
Bagaimana dengan yang mencuri uang negara? Cukupkah hanya dengan
memotong tangannya saja? Atau ada hukuman lain yang bisa membuat
setidaknya calon koruptor menjadi sedikit ciut nyalinya saat
dihadapkan pada bahaya korupsi?
Hidup
ini seperti sebuah balap gila. Tak ada garansi di sana. Jadi jangan
berharap bahwa uang akan memberikan garansi untuk apa pun. Pada
akhirnya, kita hanyalah mayat yang berkalang tanah. Ketika detak
jantung berhenti, uang sebanyak apa pun tak ada gunanya. Apakah kita
sudah lupa bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang memberikan
manfaat buat orang lain? Setidaknya, kalau tak mampu menjadi manfaat
janganlah kita membiarkan diri kita menjadi orang yang memberikan
mudharat bagi orang dengan menjadi seorang koruptor.
Saya
rasa, siapa pun koruptornya, apa pun alasan melakukan tindakan
korupsi itu sendiri, bagaimana dia sendiri bisa terjebak di dalam
lingkaran itu tak akan mengubah fakta bahwa dia sudah menjadi bagian
dari pencurian uang negara. Bahkan lebih jauh lagi, dia sendiri
menghancurkan bukan hanya kehidupannya tapi kehidupan keluarganya dan
banyak keluarga lainnya yang barangkali akan menjadi lebih baik tanpa
korupsi yang dia lakukan.
Cobalah
kita tanya pada diri kita sendiri, apakah kita benar-benar
membutuhkan uang itu sampai-sampai kita menghalalkan tindakan korupsi
untuk mendapatkannya? Atau masih ada banyak sekali cara yang bisa
kita lakukan untuk menghindari bahaya laten korupsi?