Kota
Pontianak atau Bumi Khatulistiwa yang selalu merayakan fenomena
alamnya titik kulminasi yang terjadi pada bulan Maret dan September
sejak tahun 1771 ya posisinya di situ-situ saja. Tak pernah pindah.
Pasti pada teringat dengan warung Mie Tiaw Apollo yang sebelahnya
juga ada warung Mie Tiaw serupa yang fenomenal dengan taglinenya
masing-masing. Satu warung menulis 'Tak Pernah Pindah' yang satu lagi
menulis 'Pindahan dari Sebelah'. Kalau ini memang merupakan sebuah
trik marketing, harus kita akui, taglinenya sangat mengena. Sebab
seperti dua sindiran yang tak berujung. Habis tulisannya memang
dipajang di depan warung masing-masing sih.
Entah
yang mana satu yang benar tapi yang jelas dua warung tersebut punya
peminatnya masing-masing.
Masyarakat
Pontianak, dominannya menggunakan bahasa Melayu Pontianak yang 11-12
dengan bahasa Melayu yang ada di Malaysia. Penggunaan 'e' pepet pada
akhir kata yang dalam bahasa Indonesia berakhiran 'a' membuat bahasa
Melayu Pontianak dan Malaysia jadi agak mirip. Hanya perbedaan akses
yang lebih kentara walaupun sebenarnya banyak pula orang yang
terkecoh dengan aksen dan bahasa Melayu Pontianak.
Nama
Kota Pontianak sendiri diambil dari nama hantu kuntilanak, di sini
orang menyebutnya hantu pontianak. Dulunya kota ini memang dihuni
oleh banyak sekali hantu pontianak dan untuk mengusirnya digunakanlah
meriam karbit yang dinyalakan dan membahana. Sehingga hantu-hantu itu
berhamburan meninggalkan kota ini. Itu sih dari cerita-cerita yang
beredar. Mau percaya atau enggak kembali lagi pada diri kita sendiri.
Satu
hal yang jelas, Kota Pontianak sejak tahun 1771 tak pernah pindah
sampai sekarang. Masih berada di posisi yang sama. Penghuninya
sekarang bertambah satu lagi sejak saya menikah dengan suami saya.
Sebab sekarang saya sudah menggunakan KTP Pontianak. Tidak lagi
sebagai warga pendatang melainkan warga Pontianak yang sebenarnya.
Hehehe...
Kalau
saya sendiri tak berniat untuk meninggalkan Kota Pontianak.
Menyenangkankan berada di sini. Suami saya juga keluarga besarnya di
Pontianak. Jadi kami berdua untuk masa yang lama akan berada di sini
sebagai penghuninya. Buat yang belum pernah datang ke Pontianak,
singgahlah saat titik Kulminasi terjadi. Jadi bisa menghabiskan waktu
di Negeri Tanpa Bayangan dan merasakan menyengatnya matahari di sini
walaupun suhu udaranya belum mencapai 40 derajat.
Sumber gambar: http://108jakarta.com
Follow @honeylizious