Menang Tulis Nusantaranya sih sudah lewat setahun ya. Tahun 2013 lalu memang ikut lomba Tulis Nusantara setelah melewatkan lomba tahun 2012-nya. Kayaknya waktu itu saya pikir karena saya nggak bakalan menang. Sepertinya memang sudah nggak pede duluan waktu itu. Hadiahnya memang menggiurkan. Dari banyak lomba nulis yang pernah saya ikuti lomba Tulis Nusantara ini memang nominal uangnya paling waw yang saya menangkan. Tahun 2013 memutuskan ikut karena tim Tulis Nusantara mengadakan workshop di Pontianak dan saya pikir tak ada salahnya juga mencoba. Sebab hadiahnya itu lhooo. Lagi-lagi hadiahnya yang menjadi motivasi utama.
Tak disangka memang saya menang kategori cerpen, satu-satunya kategori yang saya ikuti. Juara 1. Alhamdulillah dapat 15juta. Jumlah yang cukup banyak dengan menulis 5 halaman cerpen. Belum termasuk hadiah jalan-jalannya ke Kepulauan Seribu. Lumayan....
Cuma pada akhirnya ada yang cukup mengganjal di hati. Piagamnya penghargaannya sampai ke rumah beberapa hari yang lalu. Ternyata ada salah pengetikan di situ. Entah hanya piagam penghargaan milik saya atau milik semua pemenang Tulis Nusantara 2013. Bukan salah pengetikan nama sih melainkan bagian 'setinggi-setingginya' ditulis 'setingi-tingginya'. Padahal ini kan piagam buat pemenang lomba menulis. Seharusnya tak terjadi kesalahan seperti ini. Apalagi ini untuk tingkat nasional.
Tahun 2015 ini kementerian yang mensposori acara ini sudah dihapus oleh presiden, entah bakalan ada atau tidak Tulis Nusantara berikutnya. Berharapnya sih ada, dengan penanganan yang jauh lebih baik tentunya. Sebab penggagas acara ini sudah berjuang sejak 2012 lalu untuk membuat lomba sebagai bentuk penghargaan bagi penulis Indonesia.
Bagi saya sendiri, ada atau tidaknya Tulis Nusantara, the show must goes on, sebab masih banyak lomba-lomba di luar sana untuk dimenangkan. Walaupun sekarang banyak waktu yang terbagi-bagi antara suami, calon anak, kuliah, dan pekerjaan. Tapi itu bukan alasan untuk berhenti menulis bukan? Melakukan sesuatu yang kita cintai akan selalu menjadi hal yang paling menyenangkan di dunia ini. Apalagi mengingat banyak hal yang rasanya belum dicapai di dunia ini.
Impian yang terus menambah panjang daftar hal yang ingin saya lakukan. Itulah kehidupan ya, harus ada impian di dalamnya supaya bisa berputar. Sebab kehidupan tanpa impian pasti rasanya hambar. Apalagi menjalani kehidupan yang berdasarkan standar hidup orang lain. Selalu memandang segalanya dari kaca mata orang. Kita tahu betul, life does run that way. You have to make your own standar and run your life as you like.