Hari ini seperti biasa, pulang kuliah saya suka singgah ke rumah mertua. Numpang makan biasanya. Saya senang ibu mertua saya sudah nenek-nenek. Jadi lebih tua dari ibu saya belasan tahun dan lebih muda beberapa tahun dari nenek saya. Rasanya saya punya nenek pengganti. Selama ini saya memang lebih dekat dengan Uwan (nenek) saya di kampung yang telah membesarkan saya dari umur 2 tahun.
Selain mendapatkan suami yang sangat penyabar dan tidak merokok (lagi) saya juga mendapatkan tambahan keberuntungan. Seorang ibu mertua yang sangat baik. Selalu memasak yang enak. Selalu bertanya mengenai perut saya yang mudah kelaparan ini. Bisa memasak berbagai jenis makanan yang saya suka. Dia benar-benar seorang ibu yang saya butuhkan. Serupa dengan nenek yang selalu ada di rumah.
Tadi dia membuat bubur Asurah. Bubur yang macem-macem isinya. Ada kacang merah, ubi, kacang hijau, dan beras merah. Biasanya bubur Asurah ini dibuat dengan 10 bahan. Tapi sepertinya bubur kali ini bahannya tak sampai 10. Tetap enak dan saya tetap lancar makannya sampai semangkuk penuh.
Sekarang kehidupan saya tak lagi sepi seperti dulu. Sudah ada banyak orang yang mengisinya. Kakak-kakak ipar dan suami-suaminya yang menyenangkan. Belum lagi belasan keponakan dengan beragam cerita. Tapi di atas segalanya, ibu mertua saya adalah bagian terbaik setelah suami saya.
Alhamdulillah.