Ah
lagi-lagi ngomongin hutang ya! Sebenarnya kita sebagai pihak yang memberikan
hutang sih niatnya baik. Tak tega. Ingin menolong. Kemudian niat baik kita
dimanfaatkan orang lain. Sudah banyak pengalaman menghutangi orang yang tak
menyenangkan. Bagian paling menyebalkan adalah menagih. Kita menagih
berulang-ulang tapi yang punya hutang tak nyadar juga bahwa hutang tersebut
semestinya dibayar sesegera mungkin.
Hingga
akhirnya sekarang hanya orang-orang tertentu yang akan saya pinjami hutang. Tak
peduli ada yang memohon untuk diberikan hutang. Mau menangis berdarah-darah pun
lebih baik tak diberikan hutang saja. Daripada menyusahkan kita yang akhirnya
sibuk menagih hutang tersebut. Menyebalkannya lagi ketika uang sudah didapat
mereka dengan nyamannya meninggalkan kita. Syukur-syukur ingat buat bayar
hutang. Tak sedikit yang akhirnya meninggal dunia tanpa sempat membayar
hutangnya.
Serem
kan?
Jadi
sekarang harus kuat tega. Harus kuat menahan diri untuk tidak luluh. Lebih baik
memberi sedekah dibandingkan memberikan hutang. Kalau memang jumlahnya sedikit
sedekah sajalah. Lebih baik demikian dibanding pusing nantinya menagih hutang
dari yang bersangkutan. Kadang kasihan sih sama orang yang minta hutang. Namun ingat-ingat
lagi dengan pengalaman sebelumnya. Memang lebih baik menahan diri untuk tidak
memberikan hutang.
Setidaknya
kalau mau memberikan hutang pun mintalah jaminan sehingga lebih aman. Kita tak
perlu repot menagih karena jaminannya tentu lebih besar nilainya dibandingkan
hutang yang dia pinjam. Lumayan sekarang saya bisa menolak orang-orang yang
ingin dihutangi. Sebab saya rasa saya sudah cukup lelah berhadapan dengan orang
yang sepertinya bisa dipercaya ketika sudah berurusan dengan hutang-piutang. Saran
juga nih buat yang suka berhutang mendingan menggadaikan barang ke pegadaian.
Mengatasi masalah tanpa masalah. Eh bener kan ya taglinenya seperti itu.