Honeylizious.com
– Bertahun-tahun ke belakang. Melihat Rohani Syawaliah kecil, gadis
kecil yang suka menulis itu. Menulis tanpa mengharapkan imbalan
apa-apa. Tak terbersit di dalam kepalanya bahwa kegiatan yang dia
lakukan itu akan menjadi penopang hidupnya suatu hari nanti. Berapa
banyak orang yang rela membayar untuk mendapatkan tulisannya. Berapa
banyak orang yang rela menghabiskan waktu untuk singgah di blognya
dan melahap tulisannya hingga tandas.
Barangkali
itu adalah modal awal untuk menulis. Bukan kosakata yang kaya, bukan
diksi yang bervariasi, bukan pula otak yang genius. Tetapi semangat.
Semangat yang besar untuk menulis tanpa embel apa-apa. Menulis tanpa
mengharap balasan sebab menulis sendiri sudah sebuah nikmat yang tak
ada bandingannya.
Ingat
sekali dulu saya punya banyak buku yang bagus dan tebal untuk
ditulisi dengan cerita fiksi yang akan saya simpan di kamar. Tak
peduli ada yang baca atau tidak. Saya sangat menyukainya berada di
dalam alam imajinasi lalu lupa dengan dunia nyata yang kadang memang
tak selamanya menghadirkan sesuatu yang kita harapkan.
Seberapa
besar semangatmu di awal? Itu yang seharusnya kita jaga hingga akhir.
Itu yang membuat saya hingga hari ini tak pernah berhenti menulis.
Menyelesaikan setiap tulisan hingga batas yang ditentukan. Semuanya
butuh proses. Terlihat mudah saya menghasilkan tulisan dalam waktu
cepat di mata orang. Hebatkah menghasilkan banyak tulisan di blog
setiap harinya? Tidak sama sekali. Sebab ini proses yang panjang.
Butuh setidaknya belasan tahun untuk menjadi seperti ini.
Belasan
tahun membaca dan menulis setiap hari. Dulu bahkan menggunakan pensil
dan kertas bekas. Beruntungnya semangat saya tetap menyala dengan
alat tulis seadanya. Sebab yang terpenting bagi saya memang
menyelesaikan tulisan tersebut. Mau ada pembacanya atau tidak. Begitu
pula dengan hari ini. Mau ada yang baca atau tidak saya tetap
menyelesaikannya. Saya hanya yakin satu hal. Anak cucu saya akan
menjadi pembacanya suatu hari nanti saat saya sudah tak ada di dunia
ini lagi.