Honeylizious.com
– Sebenarnya saat seseorang mengajukan untuk berhutang dia pasti
menyertakan juga tanggal paling lama pengembaliannya, walaupun bukan
hal baru yang namanya janji tinggal janji. Sudah banyak orang yang
akhirnya mengingkari janjinya. Apalagi kalau janjinya akan membayar
kalau sudah punya uang.
Meskipun
demikian banyak pula orang yang hidupnya tak tenang kalau punya
banyak utang. Setidaknya ada utang yang belum terbayar dia pasti tak
tenang. Ada orang yang seperti itu. Sejak kecil saya sendiri selalu
diajarkan oleh ibu saya untuk tidak berhutang. Kalau bisa jangan sama
sekali memiliki hutang di dunia ini. Sebab itu menakutkan kalau tidak
bisa dibayar.
Apalagi
kalau hutangnya sampai jumlahnya besar dan akan menyusahkan orang
untuk pembayarannya ketika kita tiba-tiba meninggal dunia sebelum
sempat membayar hutang tersebut. Sudah ada kejadiannya, saya sendiri
mengalami, memberikan hutang pada seseorang dan dia sendiri tidak
berniat melunasinya. Setelah bertahun-tahun ternyata dia meninggal
dunia. Padahal saya sendiri sudah mengingatkan. Bahwa sebaiknya dia
melunasi hutang tersebut jika memang masih hidup.
Lalu
bagaimana dengan kita yang menjadi pihak pemberi pinjaman? Sudah
lelah kadang menagih hutang yang tak kunjung dibayar. Saya sendiri
sengaja memberikan pinjaman pada orang yang belum pernah saya hutangi
sebelumnya. Hanya untuk mengetes. Apakah nantinya dia bisa membayar
dengan mudah atau susah melunasinya. Kalau ternyata sulit ditagih
saya tak perlu memberikan pinjaman dua kali. Cukup satu kali dan
walaupun dia sekarat untuk kedua kalinya dan butuh pinjaman, saya
rasa saya bukan orang yang cukup baik hati untuk memberikan belas
kasihan pada orang yang tidak menepati janjinya sejak pertama.
Etika
menagih hutang bagi saya sendiri, memang saya akan menagih sampai dia
lelah dan saya juga cukup lelah. Saya berusaha untuk tidak kasar.
Tapi menagih hutang pada orang yang tak malu punya hutang memang
susah. Sampai akhirnya dia merasa tersudut dan terancam jika tak
segera melunasi.