Honeylizious.com – Bukan hal yang baru lagi berita
soal ospek yang kejam sampai ada yang meninggal dunia. Ini hanya cerita lama. Cerita
kelam yang mengikuti ospek yang terjadi di Indonesia. Walaupun saya harus
mengatakan tak setiap fakultas di Indonesia memiliki kekejaman senior saat
ospek yang sama.
Saya mengalami ospek juga tapi tidak pernah terlintas
di dalam kepala saya bahwa ospek yang saya ikuti akan membuat pesertanya
meninggal dunia. Sebab ospek yang saya jalani berbeda jauh sekali dengan yang
ditayangkan di televisi. Senior yang berbeda jenis dengan kami pun tak pernah
menyentuh kami seujung kuku pun. Senior perempuan juga tak banyak berinteraksi
fisik dengan mahasiswa baru yang sakit yang ruangannya dia jaga.
Setiap mahasiswa baru yang sakit ditempatkan di
ruangan yang isinya sama jenisnya dengan mereka. Jadi mahasiswa baru laki-laki
sama sekali tak ada di ruangan yang saya tempati. Memang kebetulan waktu itu
saya jatuh sakit selama ospek. Ospek yang kami jalani juga dilakukan di kampus
sehingga kelihatan oleh pihak kampus.
Walaupun beberapa bulan berikutnya di penutupan ospek
kami keluar kota. Jaraknya ratusan kilometer bahkan harus menyusuri sungai yang
sangat panjang selama belasan jam. Kami di sana diminta untuk membantu warga
dan membuat lomba antar sekolah. Tak ada cerita kami disiksa. Walaupun pada
bagian akhir ada sandiwara senior marah-marah dengan bentakan pada kami semua. Ternyata
kami dikukuhkan sebagai anggota himpunan mahasiswa jurusan kami. Lalu kami
dimandikan dengan air bunga.
Sampai hari ini ospek menjadi ajang yang memberikan
kenangan yang manis bagi saya. Sekarang ospeknya malah lebih pendek dan dosen
turun serta memberikan wejangan untuk mahasiswa baru. Senior hanya mendampingi
juniornya. Dosen juga selalu mengingatkan pada mahasiswa baru untuk melaporkan
jika ada kegiatan yang tidak sesuai dari seniornya.
Barangkali kampus-kampus luar Kalimantan Barat harus
belajar banyak soal ospek pada kampus yang ada di sini. Jangan ada lagi
mahasiswa yang meninggal karena ospek.