Sebenarnya
ini sebutan untuk sebuah jenis tahu yang halus sekali teksturnya.
Berbeda dengan tahu yang biasanya dijadikan tahu isi. Walaupun
demikian, tahu dengan tekstur tersebut tidak hanya ada di Singkawang.
Di Jawai Selatan dekat rumah orang tua saya juga ada. Di sebuah
warung kopi yang di belakangnya adalah tempat potong rambut ada
sebuah kuali alias wajan yang ukurannya tak begitu besar tapi juga
tak begitu kecil. Isi minyak gorengnya sekitar satu liter.
Di
bagian belakang sekali ruko tersebut ada pabrik tahu kecil milik
mereka. Ayahnya pembuat tahu sejak puluhan tahun yang lalu. Entah
sudah berapa banyak tahu yang mereka buat di rumah tersebut untuk
dipasarkan di Matang Suri dan sekitarnya.
Tak
banyak orang yang membuat tahu di Jawai kala itu. Jadi bisa makan
tahu di Matang Suri, sudah digoreng dan dipotong-potong, lalu
dimasukkan ke kantong putih transparan lalu diberi air cabai dan
kecap manis juga asin. Rasanya enak sekali waktu itu. Saya selalu
ingat bagaimana enaknya tahu yang dijual di sana. Tahunya yang
ukurannya memang tak begitu besar tapi isinya tidak kosong seperti
tahu sumedang.
Saat
ke pasar juga tahu yang saya cari adalah tahu yang ini. Tahu
Singkawang kalau di Pontianak disebutnya. Terakhir harganya
Rp800/biji. Memang kenaikannya jauh sekali dibanding waktu saya kecil
dulu. Hahahah...
Harga
tahu goreng di warung dekat rumah orang tua saya dulunya sih yang
sudah siap makan hanya Rp100. Tapi waktu itu harga beras memang masih
sangat murah, sekitar Rp800-Rp900/kilogramnya. Murah sekali bukan?
Tapi Rp100 dulunya itu adalah jatah saya makan di kantin sekolah.
Sudah lama sekali tidak makan tahu goreng di warung itu. Sebab memang
sekarang bisa menemukan tahu yang serupa di mana pun yang saya mau.
Hanya air cabainya yang tidak akan saya temukan di tempat yang lain.
Air cabai yang khas dan wanginya masih bisa saya rasakan hingga
sekarang. Begitu juga pedasnya.
Kamu
suka juga tahu Singkawang?