Kalo jalan-jalan di Sintang dan menemukan turunan atau tanjakan yang curam jadi ingat masa-masa di Solo beberapa bulan yang lalu. Ingat sekali jalanan menuju Asrama Mahasiswa UNS yang saya tempati beberapa malam. Belum lagi suhu udaranya sama-sama panas. Gerah. Beda sekali dengan Pontianak yang memang garang mataharinya tapi tak sepanas di Sintang.
Rasanya kulit saya tambah gelap selama di Sintang. Untuk sejenak merindukan Pontianak dan ingin segera berada di rumah kami. Memasak untuk suami yang akan segera pulang kerja.
Di Sintang yang membedakannya dengan Solo tentu saja jalanannya. Jalanan di Sintang hancur lebur. Masih bisa dimaklumi jalanan di Solo yang tak sehancur di Sintang. Apalagi pembangunan di Jawa pastinya lebih cepat dibandingkan di Kalimantan. Jadi jalanan di Jawa cepat diperbaiki sebelum benar-benar hancur.
Oh iya di Sintang harga barang sangat tinggi dibandingkan dengan Jawa. Jangan kaget kalau harga barang di Jawa yang hanya 5.000 di Sintang bisa 7.000 bahkan 10.000.
Dejavu rasanya saat berada di Sintang. Serasa di Solo.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).