Setelah
lebih dari setahun tinggal di Radio Volare di kamar yang berdekatan
dengan dapur yang digunakan Bi Ramnah akhirnya saya pindah rumah. Tak
banyak sih sebenarnya barang yang saya bawa sebab lemari-lemari lama
saya biarkan saja di sana. Kasur busa yang tipis itu pun saya
tinggalkan. Sebab saya pikir kasur tersebut akan berguna buat
karyawan Volare Network yang barangkali akan seperti saya. Diizinkan
tinggal di kantor tanpa dipungut biaya.
Sekarang
saya menempati rumah baru bersama suami. Tak begitu besar tapi
cukuplah untuk berdua. Terletak di kawasan Sepakat Dr. Wahidin di
sebuah komplek perumahan yang jalannya luas dan mobil bisa masuk ke
dalamnya. Merampungkan banyak sekali hal dan taman belum juga saya
buat. Memang ada rencana akan menanam bunga-bunga di depan rumah dan
menjadikannya lebih indah.
Rasanya
bagai mimpi saya sekarang berada di rumah yang menjadi tempat kami
melanjutkan kehidupan yang baru sebagai pasangan. Baru kemarin
rasanya saya berkenalan dengan Putra. Begitu cepat. Resepsi
pernikahan yang dipersiapkan dalam waktu yang singkat pun sudah usai.
Lega sekali rasanya. Karena selain menguras energi, hal tersebut juga
menguras pikiran. Sibuk memikirkan sebaiknya seperti apa resepsi
pernikahan tersebut akan digelar.
Awalnya
sama-sama berpikir untuk tidak mengadakan resepsi. Sama-sama sepakat
menikah di KUA saja. Selain tidak merepotkan juga tak menghabiskan
banyak tenaga dan materi. Orang tua saya sendiri berpikir uang untuk
resepsi lebih baik digunakan untuk kehidupan kami selanjutnya. Saya
setuju sekali dengan pendapat yang itu. Putra apalagi. Karena memang
pernikahan yang tiba-tiba, tabungan seadanya, beda wilayah yang tentu
saja menambah cerita baru untuk diselesaikan.
But
hey, sekarang saya bisa mengatakan semuanya sudah rampung. Saya
sekarang sudah menjadi istri. Putra sudah menjadi suami saya yang
sah. Bahkan kami tetap bisa menggelar resepsi yang melebihi bayangan
saya selama ini tentang pernikahan saya nantinya.
Alhamdulillah.