Bangun
pukul 4.30 pagi, tanggal 2 November 2013. Mata masih mengantuk.
Tetapi sudah ada jadwal yang menunggu di depan mata. Mau tidak mau
segera salat dan langsung mandi. Sebab antrian mandi berikutnya akan
jauh lebih panjang dibandingkan saat masih dekat dengan waktu subuh.
Sayangnya
malah melupakan satu hal yang jauh lebih penting. Sarapan. Padahal
saya akan mengikuti prosesi akad nikah dan sebelum itu akan
didandani. Butuh waktu paling tidak satu dua jam hanya untuk
berdandan dan mengenakan pakaian pengantin. Apalagi pagi itu saya
harus mengenakan jamang selama acara akad nikah dan setelah akad
nikah itu sendiri. Sebelum berganti pakaian dengan gaun resepsi.
Khusus pagi memang mengenakan pakaian adat Melayu kreasi dan
perhiasan yang harus dikenakan juga tak nanggung-nanggung. Belum
gaunnya yang menyentuh lantai dan menbuat saya tak bisa ke kamar
kecil hanya untuk buang air kecil.
Saat
acara jamuan pagi saya sangat kelaparan dan memang perias pengantin
mengatakan kami harus segera makan sebelum didandani untuk acara
selanjutnya. Saya yang tak bisa bergerak dari ruang tamu mau tidak
mau berharap pada orang lain membawakan makan siang yang terlalu awal
dan sarapan yang sudah sangat terlambat. Saya pikir saya memang harus
makan kalau tidak ingin masuk angin dan tumbang di acara berikutnya.
Jadinya
saat saya makan terlihat sekali saya lahap dan lapar. Ah pengantin
juga manusia.