Sebel
sebenarnya dengan orang yang suka menabrak lampu merah. Biasanya
terjadi kalau lampu rambu-rambu lalu lintas sudah berubah menjadi
kuning, kemudian pengendara yang masih jauh memecut kendaraannya
supaya bisa lewat jalan tersebut. Sayangnya belum sempat menyeberangi
jalan simpang, lampu sudah berubah warna menjadi merah. Pengendara
seperti inilah yang akhirnya melanggar lampu merah.
Lebih
menyebalkan lagi selain melanggar lampu merah mereka juga kehilangan
kepedulian dengan pengendara lain yang sudah gilirannya untuk
menyeberang atau berbelok karena lampu rambu-rambu yang lain sudah
berubah menjadi hijau. Padahal kalau terjebak lampu merah pun hanya
satu dua menit waktu yang kita luangkan untuk menunggu lampu berubah
menjadi hijau. Mengapa banyak orang yang merasa sayang sekali
kehilangan satu dua menit dalam hidupnya kemudian membahayakan
nyawanya dengan menabrak lampu merah? Bukan hanya membahayakan
dirinya sebenarnya. Tapi juga membahayakan nyawa orang lain.
Sering
saya membayangkan nih ya, seandainya di setiap persimpangan yang ada
lampu merahnya ada alat untuk menghukum orang yang melanggar lampu
merah. Berupa pelempar tai. Terserahlah mau tai dari hewan atau
manusia. Jadi setiap orang yang melanggar lampu merah akan langsung
dilempari oleh pelempar tai tersebut. Barangkali dengan cara seperti
itu akan ada efek jeranya buat orang yang melanggar lampu rambu-rambu
lalu lintas. Itu hanya bayangan saya. Kemungkinan untuk diadakan
tentunya kecil.
Membangun
kesadaran masyarakat memang tidak mudah tetapi membangun kesadaran
diri kita sendiri untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas, bukan hanya
lampu lalu lintas tapi semua rambu-rambu yang ada di pinggir jalan.
Sebab semua rambu-rambu yang dibuat memang ada fungsinya.
Hari
gini masih melanggar rambu-rambu lalu lintas?