Beberapa
waktu yang lalu baru pulang jalan-jalan dari Sintang. Mendapatkan
banyak sekali oleh-oleh. Saya sendiri hanya membeli dua botol madu
hutan untuk disimpan di rumah. Rencananya buat diminum satu sendok
setiap hari. Supaya tetap sehat dan kuat. Maklum sekarang tak bisa
seperti dulu lagi yang hidup seenaknya dan semaunya. Sekarang sudah
ada yang harus diurus dan dijaga.
Satu
di antara oleh-oleh tersebut adalah opak singkong. Di rumah mertua
tadi siang digoreng dan dikasih gula merah yang sudah dijadikan
karamel di atasnya.
Sebenarnya
saya lebih suka opak singkong yang asin dan dimakan dengan air cabai
rawit. Tentu saja tidak membutuhkan gula merah yang dijadikan
karamel. Makanan ringan ini mengingatkan saya pada masa sekolah dasar
dulu. Entah mengapa di sekolah dasar makanan ringan seperti opak
singkong ini mudah sekali didapatkan. Apakah karena memang
penggemarnya selalu anak-anak? Padahal sebagai orang dewasa saya
masih suka sekali dengan opak singkong.
Opak
singkong dan air cabainya yang juga dikasih jeruk itu. Duh membuat
air liur saya menetes. Apalagi makanan yang satu ini di Kalimantan
Barat memang mudah sekali ditemukan. Tinggal datang saja ke sekolah
dasar terdekat. Kita akan menemukan opak singkong yang dimasukkan
dalam kantong transparan yang besar dan tergantung di dinding.
Rata-rata membuat opak singkong yang membulat. Mengapa opak singkong
yang dijual selalu bulat bentuknya? Saya sendiri tak bisa
menjawabnya. Apakah ada orang yang sudah berpengalaman mengenai
bentuk opak singkong ini?