Pernikahan
kami memang baru seumur jagung. Masih sibuk mencocokkan diri satu
sama lain. Kadang bersilang pendapat mengenai sesuatu. Tentu ada yang
harus mengalah. Kalau memang memungkinkan saya lebih suka menjadi
pihak yang mengalah saja dan membuat pasangan senang.
Baru-baru
ini kami habis keliling Kota Sintang. Selain hasilnya saya menjadi
lebih gemuk dan kulit menjadi lebih gelap, kebetulan di Sintang
memang lebih panas dibandingkan di Pontianak, saya akhirnya mengerti
satu hal. Satu hal mengenai esensi traveling. Dulu saya pikir saya
akan senang bisa keliling dunia, bisa mengunjungi negara-negara yang
belum pernah saya datangi sebelumnya. Melihat benda-benda yang asing.
Bertemu orang-orang yang baru.
Sekarang
ternyata ada satu hal yang juah lebih penting dibandingkan itu semua.
Bahkan di mana pun, kapan pun, traveling itu, paling penting bukan
tempatnya, bukan makanannya, bukan orang-orang asingnya, tetapi
seseorang yang menemani kita ke sana. Sintang menjadi tempat pertama
yang rasanya sangat indah untuk dikunjungi. Walaupun harus
menggadaikan nyawa selama belasan jam saat melewati jalanan wilayah
timur Kalimantan Barat yang hancur lebur. Meskipun selama di sana
panasnya gila-gilaan. Namun saat melihat orang selalu mendampingi
saya saat berada di sana, itu jauh lebih dari cukup untuk sebuah
liburan.
Jadi
tulisan ini bukan tentang traveling sebenarnya. Tapi tentang dengan
siapa kamu akan melakukan travelingmu berikutnya.