Dua
gelas kopi untuk pengantin wanita. Masuk angin biasanya bisa saya
hadapi dengan meminum segelas kopi kalau memang sudah tidak tahan
lagi dan biasanya untuk kasus-kasus khusus. Seperti tidak bisa
merebahkan badan dan minum obat untuk menghilangkan sakit kepalanya.
Jadinya saya duduk di pelaminan sibuk meminta keponakan suami saya
untuk menyiapkan segelas kopi.
Awalnya
memang segelas. Setelah itu tambah lagi satu gelas. Kepala saya
pusing sekali. Tetapi saya tidak bisa meninggalkan pelaminan karena
memang resepsi sudah berjalan dan hari kemarin itu adalah hari
pernikahan kami. Undangan sudah datang. Pagar ayu sudah sibuk di meja
yang dijaganya masing-masing. Kemudian makanan juga tersaji di sana.
Ngomong-ngomong
soal makanan nih ya. Sebenarnya makanan yang kami siapkan sejak awal
hanya dua dalam perencanaan. Lalu menjadi tiga ketika dirembukkan
kembali. Awalnya hanya nasi lengkap dan bakso. Kemudian bertambah
satu menu lagi. Bubor Paddas. Makanan khas Kabupaten Sambas yang juga
di luar Kalimantan Barat terkenal sebagai makanan khas Pontianak.
Maklum Sambas bukanlah ibukota Kalimantan Barat. Wajar jika Bubor
Paddas lebih dikenal sebagai makanan khas Pontianak. Namun di
Kalimantan Barat sendiri orang akan menyebutnya sebagai makanan khas
Sambas.
Bubor
Paddas dipilih karena memang menu yang satu ini lebih mudah dibuat.
Setelah bumbu rahasianya dimasak. Tinggal masukan sayuran.
Tambahannya hanya ikan teri dan kacang goreng. Lalu karena takut
makanan kurang, ditambah satu menu lagi. Korket dan sop kikil.
Padahal awalnya hanya dua menu untuk tamu undangan. Malah berubah
menjadi empat macam saat hari H. Buah sendiri awalnya hanya akan
disiapkan jeruk. Tetapi karena lagi-lagi takut buahnya kurang, pihak
suami membuat sate buah. Sedangkan jeruk didatangkan langsung dari
kampung.
Terdengar
sangat melelahkan? Jangan tanya lagi.