Lagi-lagi
bicara soal Kalimantan Barat yang tak kunjung dibenahi oleh
pemerintah. Jalanan adalah masalah yang paling utama. Sebab jalanan
akan digunakan oleh banyak orang. Tanpa adanya jalanan yang memadai
tentu akan membuat masalah yang besar buat banyak orang. Dengan
jalanan yang kondisinya seburuk yang sekarang tentu banyak orang yang
setengah terisolasi di wilayah timur Kalimantan Barat sendiri.
Terisolasi tanpa mereka sadari.
Pembangunan
yang paling utama memang membangun jalan. Sebab dengan memberikan
akses terbaik untuk warga akan membuat masyarakat bisa membangun
wilayah mereka sendiri. Jangankan mau memberikan akses bagi kesehatan
dan pendidikan yang baik bagi masyarakat wilayah timur Kalimantan
Barat. Memberikan jalanan yang memadai untuk masyarakat saja
pemerintah tidak becus.
Seorang
pejabat dengan santainya mengatakan betapa lebaynya masyarakat
menanggapi isu ini. Sampai membuat Gerakan Rp1.000 untuk Jalan
Sanggau. Lebay buat dia. Padahal itu sudah menandakan masyarakat
sudah tak sanggup lagi membiarkan jalanan di tempat mereka semakin
hancur. Sebab kondisi yang sekarang saja sudah cukup menyulitkan.
Apabila dibiarkan terlalu lama tentunya akan menambah rentetan
masalah yang sudah ada.
Apakah
saat masyarakat sudah tak bisa ke mana-mana, setidaknya harus naik
pesawat hanya untuk ke kabupaten yang lain, pemerintah baru akan
membenahi jalanan untuk mereka?
Sering
terpikir oleh saya, kalau memang pemerintah tidak sanggup membenahi
Kalimantan Barat mengapa tak dilepaskan saja. Bagaimana kalau
dialihkan menjadi negara bagian untuk Malaysia? Sebab pemerintah
negara Malaysia jauh lebih dekat dibandingkan pemerintah negara
Indonesia. Indonesia terlalu besar untuk Indonesia sendiri. Terlalu
banyak pulau yang harus diurus. Mengurus masalah jalanan saja
Indonesia tidak sanggup. Belum lagi proyek pembangunan yang banyak
mengalami khitanan sehingga kualitas jalan yang buruk hanya
diperbaiki seadanya. Makin banyak yang mengeruk keuntungan untuk
pribadinya sendiri.
Ini
hanya keluh-kesah, bukan berarti saya kehilangan rasa cinta pada
negara saya sendiri. Tapi bagaimana bisa terus mencintai kalau
Indonesia rasanya 'menyakiti' kekasihnya sendiri di Kalimantan Barat?