Biasanya
orang akan lebih sering menemukan rendang daging dibandingkan semur
daging pada pesta pernikahan. Saya sendiri tidak begitu paham mengapa
orang banyak sekali yang menyediakan makanan yang satu ini untuk
pesta pernikahannya. Apakah karena memesan makanan dari luar tanpa
perlu memasak sendiri? Saya kurang tahu. Bukan cerita baru kalau
rendang daging yang ada di pesta pernikahan orang kadang kala
dagingnya keras tak terkira.
Jadi
sejak awal sudah diwanti-wanti oleh Putra di rumah orang tuanya.
Jangan sampai ada rendang daging yang keras saat pesta pernikahan
kami. Saya sendiri sebenarnya akan jauh lebih suka jika tidak perlu
menyediakan rendang. Akan lebih baik jika disediakan semur saja.
Namun karena saya tak mau banyak permintaan saya tidak pula
mengharuskan ibu mertua saya memasak semur. Saya hanya mengatakan
betapa lezatnya semur yang dia buat. Memang lezat dan saya memuji
dengan benar. Bukan berarti dia harus memasak semur gara-gara saya
puji.
Menu
pagi untuk akad nikah memang saya meminta adanya semur. Tak perlu
banyak. Saya pikir hanya keluarga dekat yang akan hadir untuk
memberikan doa dan restu. Lalu ternyata, dengan cantiknya semur
daging sapi dan ayam tersedia di dapur. Tak ada rendang daging.
Apalagi rendang daging yang keras tak terkira. Menyulitkan orang
untuk memakannya. Lebih memalukan lagi jika ada yang membahas makanan
yang disajikan dengan tidak memuaskan.
Sudah
saya bayangkan. Semur daging masakan ibu mertua adalah yang terlezat
yang pernah saya makan. Masakan nenek saya yang biasanya saya puji
setengah mati kalah telak. Bumbunya yang kental di dalam kuah yang
gurih. Memang menggugah selera, sampai-sampai seorang teman meminta
untuk disisakan agar bisa dimakan di rumah. Jadi buat yang tak datang
kemarin sayang sekali tak bisa menyantap semur lezat buatan mertua
saya.